JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Influencer pendidikan Jerome Polin kembali mencuri perhatian publik, kali ini lewat kritik tajamnya terhadap pernyataan Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, terkait tunjangan rumah anggota dewan sebesar Rp50 juta per bulan.
Dalam sebuah video yang ia unggah di Instagram, Jerome tampak mengulas pernyataan Adies yang sempat menghitung biaya kos Rp3 juta “dikalikan 26 hari kerja” sehingga menghasilkan angka Rp78 juta per bulan. Mendengar kalkulasi itu, lulusan Matematika Terapan Waseda University tersebut langsung bereaksi.
“Kalau kos Rp3 juta sebulan, tunjangan rumah Rp50 juta, masih sisa Rp47 juta. Kenapa harus dikali 26 hari kerja? Bulan sama hari enggak bisa dikalikan. Kalau Rp3 juta per hari, ya itu bukan kos, itu hotel bintang lima, Pak,” ucap Jerome sambil menulis ulang perhitungan di papan tulis kecilnya.
Jerome juga menyinggung kondisi rakyat biasa yang jauh berbeda dengan kenyamanan fasilitas pejabat. “Sementara banyak guru, tenaga medis, dosen, bahkan pekerja lain yang bingung besok bisa makan apa, tinggal di mana. Jadi, GWS deh Pak,” tambahnya dengan nada satir.
Pernyataan Adies sebelumnya memang menuai sorotan. Kepada wartawan di Kompleks Parlemen, ia sempat menjelaskan bahwa biaya kos paling murah di sekitar Senayan berkisar Rp3 juta per bulan, dan tunjangan Rp50 juta dianggap masih wajar. Namun, dalam kesempatan berbeda, ia mengoreksi sendiri hitungan yang keliru tersebut.
Tak hanya Adies, perdebatan soal tunjangan rumah DPR juga menyeret nama anggota dewan sekaligus artis, Nafa Urbach. Lewat siaran langsung di TikTok, politikus Partai Nasdem itu menegaskan bahwa Rp50 juta per bulan bukanlah angka yang berlebihan, mengingat banyak legislator dari luar daerah yang harus menyewa tempat tinggal di Jakarta.
Namun, klarifikasi Nafa justru memicu reaksi balik dari warganet. Banyak yang menilai keluhan Nafa soal kemacetan dari Bintaro ke Senayan tidak sebanding dengan penderitaan rakyat. “Resign aja kalau enggak kuat macet,” sindir seorang netizen di platform X.
Akibat derasnya hujatan, Nafa akhirnya menutup kolom komentar di akun Instagram pribadinya. Meski begitu, kritik tetap membanjiri unggahannya, termasuk di postingan lawas saat dirinya menghadiri acara Kedutaan Besar Indonesia di Meksiko.
Kontroversi ini kian mempertegas jurang persepsi antara pejabat dan masyarakat. Di satu sisi, DPR beralasan tunjangan rumah merupakan kompensasi ketiadaan rumah dinas. Namun, di sisi lain, publik mempertanyakan urgensi fasilitas jumbo bagi pejabat ketika rakyat masih bergulat dengan kebutuhan pokok sehari-hari. [*] Berbgai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.