TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengatakan bahwa rakyat Ukraina juga ingin agar perang dengan Rusia segera berakhir. Keinginan itu sejalan dengan Presiden Volodymyr Zelensky.
Hamianin meyakini bahwa Zelensky telah memiliki strategi khusus karena telah berkomunikasi pada level tertinggi dengan semua orang di seluruh dunia, termasuk dengan presiden, perdana menteri, hingga tokoh berpengaruh.
“Saya pikir presiden saya pasti lebih tahu daripada saya,” kata Hamianin saat menghadiri pameran foto dan film bertajuk seribu hari Perang Rusia-Ukraina di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Rabu, 20 November 2024.
Hamianin juga menyampaikan harapannya agar Zelensky dapat berbicara dengan baik presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. Selain itu, dia juga mengharapkan pertemuan antara Zelensky dan Presiden Prabowo Subianto dalam waktu dekat. “Kami berharap kami akan menyelesaikannya tahun depan,” ujarnya.
Tak hanya itu, Hamianin menegaskan bahwa Ukraina tidak dalam agenda propaganda anti-Rusia. Dia menekankan bahwa diplomasi yang dilakukan negaranya ditujukan untuk mencapai keadilan dan perdamaian.
Sebelumnya, Zelensky mengatakan bahwa Ukraina harus melakukan apa pun untuk memastikan perang dengan Rusia berakhir tahun depan melalui diplomasi. Zelensky menyampaikan komentar tersebut pada saat yang kritis setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS dan kemenangan signifikan Rusia di medan perang.
Untuk memperingati 1.000 hari invasi Rusia, Ukraina menggelar screeing film “Family Album” garapan Maryna Tkachuk di di Jakarta. Film ini berkisah tentang peringatan peristiwa genosida Holodomor tahun 1932-1933.
Menurut Hamianin pemutaran film ini merupakan pengingat tentang peristiwa keji di masa lalu agar tak terulang kembali di masa kini. Dia berharap agar setiap warga negara memiliki kepedulian terhadap jasa pahlawan terdahulu mereka yang telah berjuang.
“Ini adalah soal hubungan antarbangsa dan juga antara masa lalu dan masa kini serta masa depan. Jika kita melupakan masa lalu, kita tidak akan punya masa depan,” kata Hamianin saat menghadiri pameran foto dan film bertajuk seribu hari Perang Rusia-Ukraina di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Rabu, 20 November 2024.
Film “Family Album” bercerita tentang perjalanan fotografer Samara Pearce yang meninggalkan London, Inggris, untuk menjelajahi menuju Ukraina. Petualangan Pearce ditujukan untuk menjelajahi jejak kakek buyutnya, Alexander Wienerberger, yang menjadi fotografer di masa Holodomor.
Pearce melakukan pencarian terhadap lokasi-lokasi yang berkaitan dengan Holodomor sekaligus membuat album foto dan wawancaranya sendiri dengan para saksi perang dan Holodomor. Dalam film itu, Pearce juga menyoroti tempat-tempat yang menjadi target serangan Rusia saat menginvasi Ukraina beberapa tahun belakangan.
Hamianin menjelaskan bahwa rakyat Ukraina menderita kelaparan selama peristiwa Holodomor pada 1932-1933 sehingga banyak di antaranya yang tewas karena tidak memiliki makanan. Saat itu, Uni Soviet di bawah kekuasaan Stalin ingin merebut Ukraina dan berujung pada penaklukan. Hamianin mengaku khawatir kondisi serupa bisa terjadi di masa kini mengingat invasi Rusia ke Ukraina masih berlangsung.
“Setelah itu, jutaan orang Ukraina dikirim ke kamp kerja paksa di Siberia. Jutaan orang Ukraina dikirim ke Kazakhstan, Uzbekistan, Siberia, Timur Jauh. Hanya untuk mengusir mereka dari wilayah itu. Jutaan orang. Sekarang kita mengalami pengulangan itu,” ujarnya.