Tampilan salah satu SPBU Shell.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang bagi Pertamina melakukan impor bahan bakar minyak (BBM) guna memenuhi kebutuhan SPBU swasta, seperti Shell dan BP, yang mengalami kelangkaan sejak Agustus.
“Kalau Pertamina ditugaskan untuk memenuhi swasta, berarti dia akan diberikan kesempatan mengimpor. Kan satu pintu,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, di Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Saat ini, ESDM menunggu Shell dan BP AKR menyerahkan data kebutuhan volume dan spesifikasi BBM. Data itu akan diolah ESDM lalu diserahkan ke Pertamina sebagai dasar pengadaan. Jika stok Pertamina cukup, impor tambahan tidak diperlukan. Namun, bila kebutuhan melebihi kapasitas, impor dapat dilakukan oleh Pertamina.
Laode menegaskan kebijakan impor hanya boleh melalui satu pintu, yakni Pertamina. Ia juga menyampaikan pemerintah sudah menambah kuota impor BBM untuk SPBU swasta sebesar 10 persen pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk penetapan kuota 2026, ESDM meminta badan usaha swasta menyiapkan kajian sebagai masukan. “Saya sudah sampaikan ke badan usaha swasta, tolong berikan masukan ke kami guna proses pengambilan kebijakan tahun 2026,” ujarnya.
Pernyataan Laode disampaikan usai rapat bersama seluruh pengelola SPBU swasta yang dipimpin Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. Rapat tersebut digelar merespons kelangkaan BBM di SPBU swasta sejak Agustus.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga mempersilakan SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina jika pasokan dari impor masih kurang. Ia menegaskan stok BBM Pertamina masih memadai untuk memenuhi kebutuhan.
sumber : Antara