Evaluasi Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, BGN Akan Tingkatkan Prosedur Keamanan Pangan

5 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, pihaknya sudah melakukan evaluasi dalam kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) di SDN Dukuh 03 Sukoharjo. Dari hasil evaluasi itu, Dadan mengatakan, akan meningkatkan prosedur keamanan pangan.

"Sudah menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan prosedur keamanan pangan," Dadan Hindayana saat dihubungi Tempo pada Ahad, 19 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dadan belum merinci hasil evaluasi kasus keracunan. Dia hanya mengatakan, kasus keracunan itu murni kesalahan teknis Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Sukoharjo. Kesalahan tersebut tidak memiliki unsur kesengajaan.

Dia mengklaim sudah memberikan arahan dan evaluasi kepada SPPG. 

Selain itu, Dadan mengatakan, pihaknya akan melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam program MBG. BPOM akan dilibatkan sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk mengawasi kualitas gizi.

"BPOM berperan pada tupoksi mereka," kata Dadan.

Ditanya kapan akan mulai melibatkan BPOM, Dadan mengatakan, BPOM tidak dapat dipisahkan dari program MBG ini. 

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar sebelumnya mengungkapkan diperlukan adanya penambahan anggaran dalam pelaksanaan program MBG apabila pengerahan petugas BPOM perlu dilakukan. 

Oleh karena itu, Taruna mengatakan, masih menunggu adanya perjanjian tertulis berupa penekenan nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) sebelum terlibat secara formal dalam program MBG.

"BPOM sudah dilibatkan, tetapi belum dalam hitam di atas putih," kata dia saat ditemui di BPOM pada Jumat, 17 Januari 2025.

BPOM diperlukan untuk memastikan adanya pengawasan berlapis terkait kualitas makanan yang akan disajikan MBG sebelum dikonsumsi masyarakat dalam jumlah besar. Hal ini demi mencegah insiden tersebut terulang kembali.

Kasus keracunan makanan menimpa 40 siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo di Jawa Tengah usai menyantap menu MBG pada Kamis, 16 Januari 2025. Sebanyak 10 di antaranya diketahui mengalami mual dan segera dirawat petugas yang berada di lapangan.

Korban memakan masakan berupa ayam tepung yang telah dimarinasi. Dadan mengatakan setelah mengetahui terdapat siswa yang mual, semua ayam ditarik dan diganti telur. Siswa yang mual sudah dirawat petugas dan pulih. 

Meskipun demikian, Dadan belum bisa menjelaskan masalah yang terjadi dalam teknik pengolahannya. "Detailnya menyusul ya, tetapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus, dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang,” ucap dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 16 Januari 2025.

Kepala SDN Dukuh 03 Sidoarjo, Lilik Kurniasih, mengatakan peristiwa keracunan makan bergizi gratis terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu makanan tiba di sekolah pada pukul 09.00 WIB. Makanan tersebut disantap oleh para siswa. Namun, beberapa siswa merasa mual dan pusing setelah makan.

"Ada yang merasa mual, pusing, dan ada satu anak yang muntah," kata Lilik seperti dikutip dari Antara. 

Dia mengatakan, dari 200 siswa yang ada di sekolah tersebut, sekitar sepuluh anak yang merasa mual setelah makan. Ia mengatakan para siswa yang merasakan gejala tersebut merupakan siswa kelas 1 sampai 6 SD. Mereka, kata dia, juga mengaku mencium bau basi dari ayam tepung yang menjadi lauk dari menu makan bergizi gratis.

Eka Yudha Saputra dan Hanin Marwah berkontribusi dalam pembuatan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |