TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas memproyeksikan perseroannya akan menyuplai 24 hingga 28 ton emas ke PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada tahun ini. Dia mengatakan sejak beroperasi pada 30 Desember 2024, smelter PT Freeport di Gresik, Jawa Timur, telah menyetor 125 kilogram ke Antam per Februari 2025.
“Ini akan terus berlanjut,” kata Tony usai usai peluncuran Bank Emas di The Gade Tower, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025. Dia mengatakan Smelter di Gresik akan beroperasi penuh per Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, Tony optimistis kalau Antam tak perlu lagi mengimpor emas. “Impornya Antam kami ganti,” kata dia.
Sementara, Tony mengapresiasi peluncuran Bank Emas atau Bullion Bank oleh Presiden Prabowo Subianto pada Rabu, 26 Februari 2025. Dia mengatakan munculnya Bank Emas ini akan menciptakan ekosistem emas dari hulu ke hilir.
Adapun, pemerintah menugaskan PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjadi bank emas atau bullion bank ini. “Retailnya sudah ada, yaitu BSI dan Pegadaian. Ini sudah terjadi ekosistem, animo masyarakat juga terbukti,” kata Tony.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pemerintah ingin mengundang masyarakat agar menggunakan layanan Bank Emas yang diluncurkan Presiden Prabowo hari ini. Erick mengatakan ada 1.800 ton emas yang dimiliki masyarakat.
“Ada yang di bawah bantal, ada di toilet, di balik batu bata, dimasukin dalam situ. Ini realitas,” kata Ketua Umum PSSI itu dalam pidatonya.
Menurut Erick, pemerintah melalui Bank Emas ini ingin menggandeng masyarakat agar mulai menggunakan layanan anyar tersebut. Bank Emas ini, kata dia, bisa digunakan untuk menggadaikan, pembiayaan, jual-beli, atau deposito. “Kita harus mulai meyakinkan, menggedor mereka ahwa ini sistem keuangan yang aman buat mereka (masyarakat),” kata dia.
Erick mengatakan Indonesia saat ini memiliki cadangan sumber daya alam berupa emas nomor emas batangan di dunia dengan jumlah 2.600 ton. Selain itu, produksi emas Indonesia juga tercatat sebanyak 160 per lima tahun terakhir.
Presiden Prabowo sebelumnya mengungkapkan alasan adanya Bank Emas ini. Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu tak adanya Bank Emas Ini membuat banyak emas Indonesia mengalir ke luar negeri. "Jadi selama ini kita tidak punya bank untuk emas. Tidak ada di Indonesia. Jadi emas kita banyak ditambang dan mengalir ke luar negeri," kata Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 17 Februari 2025.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menjelaskan, keberadaan bullion bank penting untuk memitigasi risiko saat ekonomi tidak stabil. Dalam setiap krisis, kata Airlangga, hanya ada dua instrumen safe haven atau aset yang tetap stabil di tengah ketidakpastian dan ketidakstabilan. “Satu adalah dolar Amerika Serikat, kedua adalah emas. Jadi saya pikir kita harus menggunakan emas untuk mengurangi risiko di masa mendatang,” katanya.
Dia mencontohkan, saat orang Indonesia akan beribadah haji, maka mereka perlu menaruh dana di tabungan. Namun apabila mereka mengantre untuk berangkat haji selama tujuh hingga sepuluh tahun, nilai uang pada saat itu bisa lebih sedikit akibat inflasi. “Jadi akan ada gap antara dolar AS dan biaya haji,” tutur Airlangga.
“Tetapi jika tabungan dilakukan melalui emas, emas akan setara dengan biaya haji di masa mendatang. Jadi saya pikir ini adalah mitigasi risiko yang akan dilakukan pemerintah,” ucapnya lagi.
Eka Yudha berkontribusi dalam penulisan artikel ini.