Garudafood “Bijak Jajan Cinta Bumi” Ajak Generasi Muda Peduli Jajanan Aman dan Kelestarian Lingkungan

5 hours ago 12
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), perusahaan makanan dan minuman asli Indonesia yang berasal dari Pati, Jawa Tengah, menginisiasi gerakan “Bijak Jajan Cinta Bumi”, sebuah kampanye edukatif yang mengajak generasi muda untuk lebih sadar dan bijak dalam memilih pangan jajanan sekaligus peduli pada kelestarian lingkungan. Istimewa

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kebiasaan jajan merupakan bagian dari keseharian anak-anak Indonesia, baik di lingkungan sekolah maupun sekitar rumah. Jajanan dipilih karena mudah didapat, terjangkau, dan menarik secara visual maupun rasa. Namun, perilaku jajan anak sering kali belum disertai pemahaman yang cukup tentang keamanan pangan yang dikonsumsi.

Sebagian besar anak memilih jajanan berdasarkan rasa dan tampilan tanpa memperhatikan kebersihan, kandungan bahan tambahan, atau informasi pada label kemasan. Selain itu, kebiasaan jajan juga berdampak pada lingkungan, terutama dari sisi sampah plastik kemasan pasca-konsumsi. Oleh karena itu, diperlukan edukasi berkelanjutan agar anak-anak dapat menjadi konsumen yang lebih sadar, bijak dalam memilih jajanan, dan peduli terhadap kelestarian bumi.

Terkait dengan hal tersebut, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), perusahaan makanan dan minuman asli Indonesia yang berasal dari Pati, Jawa Tengah, menginisiasi gerakan “Bijak Jajan Cinta Bumi”, sebuah kampanye edukatif yang mengajak generasi muda untuk lebih sadar dan bijak dalam memilih pangan jajanan sekaligus peduli pada kelestarian lingkungan.

Melalui program ini, Garudafood berkomitmen untuk membangun perilaku konsumsi yang cerdas, sehat, dan berkelanjutan, dimulai dari kebiasaan sederhana yaitu memilih jajanan yang aman dan mengelola sampah plastik kemasan pasca-konsumsi.

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), perusahaan makanan dan minuman asli Indonesia yang berasal dari Pati, Jawa Tengah, menginisiasi gerakan “Bijak Jajan Cinta Bumi”, sebuah kampanye edukatif yang mengajak generasi muda untuk lebih sadar dan bijak dalam memilih pangan jajanan sekaligus peduli pada kelestarian lingkungan. Istimewa

Dimulai sejak Agustus 2025, inisiatif ini telah menjangkau 30 sekolah tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK di wilayah Surakarta dan sekitarnya serta mengedukasi lebih dari 20.000 siswa dan guru. Rangkaian aktivitas “Bijak Jajan Cinta Bumi” ditutup di SMK Negeri 2 Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 30 Oktober 2025.

“Kami percaya sekolah merupakan titik awal pembentukan karakter. Melalui keterlibatan aktif siswa dan guru dalam gerakan Bijak Jajan Cinta Bumi, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa memilih jajanan bukan hanya soal rasa, tetapi juga tanggung jawab terhadap kesehatan diri dan lingkungan. Edukasi kecil ini kami yakini dapat menjadi investasi nyata untuk menciptakan perubahan besar di masa depan,” ujar Dian Astriana, Head of Corporate Communication and External Relations Garudafood Group saat penutupan program tersebut.

Untuk tingkat SMK, Garudafood menyisipkan kegiatan sharing best practice mengenai sociopreneurship – kewirausahaan yang menggabungkan konsep bisnis dengan misi untuk memecahkan masalah sosial di masyarakat. Sebanyak 300 siswa SMK Negeri 2 Sukoharjo yang merupakan duta Adiwiyata bersama para guru pendamping mengikuti sharing session mengenai inovasi dalam bisnis ramah lingkungan, mulai dari pengolahan sampah menjadi produk bernilai jual hingga strategi membangun usaha berkelanjutan yang berdampak sosial.

“Gerakan Bijak Jajan Cinta Bumi sejalan dengan visi dan misi sekolah kami untuk menjadi pusat belajar berwawasan lingkungan dan menghasilkan lulusan yang memiliki budaya peduli lingkungan. Kami mengapresiasi kolaborasi ini dan berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjangkau sekolah-sekolah di wilayah lain,” tutur Tuti Mahriah Kepala SMK Negeri 2 Sukoharjo.

Gerakan “Bijak Jajan Cinta Bumi” mengajarkan siswa untuk selalu memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi dengan membaca informasi pada kemasan terlebih dahulu, memastikan izin edar, dan tanggal kedaluwarsa. Selain itu, siswa juga mendapatkan pemahaman mengenai jenis-jenis sampah, dampak negatifnya terhadap lingkungan, dan cara pengelolaan sampah kemasan, terutama jenis Multilayer Plastic (MLP) atau saset yang biasanya digunakan untuk membungkus jajanan.

Dalam upaya menanamkan perilaku “Bijak Jajan Cinta Bumi” sejak dini, Garudafood berkolaborasi dengan pihak sekolah dalam memberikan edukasi rutin yang menyatu dengan aktivitas sekolah. Garudafood juga memberikan Dropbox Sampah Kemasan (DSK) untuk sampah jenis kertas dan plastik serta bermitra dengan pihak ketiga untuk mengangkut dan mengolah sampah DSK sekolah secara bertanggung jawab.
“Gerakan ini bukan sekadar kampanye, tetapi sebuah ekosistem perubahan perilaku. Setiap pilihan jajanan yang aman adalah investasi bagi kesehatan kita. Dan setiap langkah kecil mengelola sampah adalah bentuk cinta kita pada bumi,” tutup Dian Astriana.

Gerakan “Bijak Jajan Cinta Bumi” merupakan sinergi antara dunia pendidikan, pelaku usaha, dan komunitas penggiat lingkungan. Garudafood berharap gerakan ini dapat menjadi gerakan Nasional yang menginspirasi lebih banyak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, serta membentuk generasi muda yang peduli terhadap keberlanjutan.

Komitmen Garudafood terhadap Keberlanjutan

Sebagai komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan, hingga tahun 2024 Garudafood bersama para penggiat lingkungan di Pati, Jawa Tengah, telah berhasil mengelola lebih dari 7-ton sampah kemasan Multilayer Plastic (MLP) pasca-produksi sebagai bagian dari inisiatif pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Selain itu, Garudafood bersama entitas bisnisnya yaitu PT Mulia Boga Raya Tbk (MBR) dan Garuda Beverage Sukses (GBS) menjadi anggota Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO). Hingga Oktober 2025, kolaborasi ini berhasil mengolah lebih dari 100-ton untuk sampah jenis MLP dan polypropylene (PP).

Garudafood juga aktif mengembangkan program pengelolaan sampah organik melalui metode biokonversi maggot di Depok, Jawa Barat dan Desa Sukobubuk, Jawa Tengah yang memberdayakan masyarakat dalam pengolahan sampah secara tuntas dari rumah tangga, membuka peluang ekonomi sirkular dan tambahan pendapatan bagi para pelaku budidaya maggot. *

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |