TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Myanmar bermagnitudo 7,7 mengguncang negara yang tengah dilanda konflik itu pada Jumat, 28 Maret 2025. Menurut laporan junta militer pada Minggu, bencana ini menyebabkan sekitar 1.700 korban jiwa, 3.400 orang mengalami luka-luka, dan lebih dari 300 orang masih dinyatakan hilang.
Gempa kembar (doublet) yang terjadi di daratan ini tidak hanya menyebabkan kehancuran di Myanmar tetapi juga berdampak di Thailand.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, mengumumkan Indonesia akan segera menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk para korban gempa bumi di Myanmar. Keputusan tersebut dibuat setelah mempertimbangkan besarnya dampak bencana serta kebutuhan mendesak di wilayah yang terdampak. Hal ini dibahas dalam Rapat Tingkat Menteri yang berlangsung secara daring pada Minggu 30 Maret 2025.
Menko PMK menekankan bahwa Indonesia akan segera mengirimkan Tim Urban Search and Rescue (USAR), Tim Medis Darurat (EMT), serta bantuan logistik dan peralatan guna mendukung respons darurat terhadap bencana.
“Pemerintah Indonesia akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk saudara-saudara kita di Myanmar. Tim USAR, tenaga medis, serta berbagai bantuan logistik akan diberangkatkan secara bertahap agar dapat segera membantu para korban,” ujar Pratikno.
Pengiriman bantuan kemanusiaan ini akan dilakukan secara bertahap. Tim awal dijadwalkan berangkat pada Senin, 31 Maret 2025, dengan penerbangan komersial. Selanjutnya, tim SAR akan diterbangkan menggunakan pesawat Hercules pada Selasa, 1 April 2025. Kemudian, pada Kamis, 3 April 2025, tim EMT bersama bantuan logistik lainnya akan diberangkatkan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Menko PMK menyampaikan bahwa berbagai kementerian dan lembaga telah dikerahkan untuk memastikan kelancaran pengiriman bantuan. BNPB bertanggung jawab dalam koordinasi distribusi dan kesiapan logistik, Kemenkes akan menyediakan tenaga medis serta obat-obatan, sementara Basarnas akan mengirimkan tim SAR beserta perlengkapannya. TNI akan memberikan dukungan operasional dan pengamanan, sedangkan Kementerian Luar Negeri akan berkomunikasi dengan pemerintah Myanmar guna mempermudah proses perizinan pengiriman bantuan.
“Kami berharap bantuan ini dapat segera diterima oleh para korban yang membutuhkan. Indonesia selalu siap membantu dalam semangat solidaritas dan kemanusiaan,” tambah Menko PMK.
Menko PMK menyampaikan bahwa bantuan ini didanai melalui Dana Siap Pakai (DSP) dan pendistribusiannya akan disesuaikan dengan perkembangan situasi di lapangan. Bantuan dari Indonesia akan dikirim ke Bandara Naypyidaw, Myanmar, dengan tetap mempertimbangkan aspek keamanan dan operasional di wilayah terdampak.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rasa prihatinnya atas gempa yang terjadi di Myanmar dan Thailand. Melalui akun resmi X, ia menyampaikan belasungkawa yang mendalam dalam unggahan yang dipublikasikan pada Jumat malam, 29 Maret 2025.
Prabowo menyatakan bahwa Indonesia turut memikirkan dan mendoakan rakyat di kedua negara dalam menghadapi masa sulit ini.
“Indonesia siap memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di daerah yang terkena dampak,” kata Prabowo.
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri juga mengungkapkan belasungkawa atas gempa yang melanda Myanmar dan Thailand. Melalui akun resmi @Kemlu_RI di X, pemerintah menyatakan akan menyalurkan bantuan ke kedua negara tersebut, terutama untuk daerah yang terdampak paling parah.
Tidak hanya Indonesia, beberapa negara ikut menyatakan kepeduliaannya terhadap bencana dalam gempa Myanmar, seperti Malaysia, India, Australia, Pakistan, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan negara lainnya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga turut menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah serta masyarakat di wilayah terdampak. Melalui akun X, ia menyatakan bahwa sistem PBB di kawasan tersebut telah dikerahkan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Sita Planasari dan Daniel Ahmad Fajri ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Proses Evakuasi Korban Gempa Myanmar Sulit Akibat Kebijakan Junta Militer