JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Penetapan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) langsung menuai reaksi beragam. Dari internal Partai Gerindra, suara keras datang dari politisi Hendarsam Marantoko yang menegaskan bahwa Noel—sapaan akrab Immanuel—bukan kader partai berlambang kepala burung garuda itu.
Menurut Hendarsam, definisi kader Gerindra adalah mereka yang menjalani proses pembinaan resmi partai, mulai dari diklat hingga agenda organisasi seperti Rapimnas dan Rakernas. Sementara rekam jejak Noel, kata dia, lebih dikenal sebagai aktivis relawan yang kerap berpindah haluan politik. Dari mendirikan Jokowi Mania, kemudian Ganjar Mania, hingga pada Pilpres 2024 mendukung Prabowo melalui organisasi relawan Prabowo Mania.
“Sejauh yang saya tahu, Noel tidak pernah ikut pendidikan dasar kader di Hambalang. Ia hanya mencalonkan diri lewat Gerindra, tapi itu sebatas numpang nyaleg,” ujar Hendarsam. Ia menegaskan, kader partai tidak pernah menganggap Noel sebagai bagian dari barisan organik Gerindra.
Hendarsam juga menyoroti sikap Noel yang dinilai tak mampu memahami pesan tegas Ketua Umum sekaligus Presiden RI, Prabowo Subianto, soal larangan korupsi. Menurutnya, kader tulen sudah hafal betul karakter Prabowo yang keras menentang praktik korupsi dan tidak segan melepas siapa pun yang terbukti terlibat perkara hukum.
“Prabowo selalu menekankan, kalau ada kader kena kasus hukum, tidak ada perlindungan. Noel tidak bisa menangkap pesan itu karena memang bukan kader organik,” jelasnya.
Kasus yang menjerat Noel berkaitan dengan dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dari hasil penyidikan, ia diduga kecipratan sekitar Rp3 miliar serta menerima sebuah motor gede Ducati tanpa surat resmi. Modus yang dijalankan adalah menaikkan biaya sertifikasi dari Rp275 ribu menjadi jutaan rupiah dengan cara mempersulit proses bagi yang enggan membayar tambahan.
Ketua KPK Setyo Budiyanto menyebut, Noel tidak hanya mengetahui praktik tersebut, tetapi juga meminta bagian dari aliran dana haram senilai Rp81 miliar. “Peran IEG (Immanuel Ebenezer Gerungan) jelas, ia tahu dan membiarkan, bahkan kemudian meminta,” ujar Setyo.
Di sisi lain, mantan Menkopolhukam Mahfud Md menilai penangkapan Noel menjadi sinyal positif bagi KPK. Ia menyebut, operasi tangkap tangan itu menunjukkan lembaga antirasuah mulai kembali tajam dan tidak lagi terbelenggu kepentingan politik. “KPK menunjukkan taringnya. Tidak harus selalu OTT, tapi ini langkah bagus,” tulis Mahfud lewat akun X @mohmahfudmd.
Mahfud juga mengapresiasi sikap Presiden Prabowo yang tidak melindungi pejabat bermasalah, meski berada dalam lingkaran pemerintahannya. “Lanjutkan Pak Presiden, dorong KPK agar memburu pejabat korup supaya kembali disegani,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengaku belum mengetahui secara resmi status Noel di internal partai. Namun ia menegaskan, Prabowo sejak awal selalu menekankan sikap tegas: siapa pun pejabat yang terlibat korupsi tidak akan diberi perlindungan.
Senada, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memastikan pemerintah menghormati proses hukum yang sedang berjalan. “Apabila nanti terbukti, segera dilakukan pergantian,” ujarnya. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.