TEMPO.CO, Surabaya - Pengamat politik yang juga Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Kacung Marijan melihat pengangkatan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar sebagai menteri Kabinet Merah Putih, dapat meredakan tensi hubungan kedua tokoh yang sempat menghangat itu.
Menurut Kacung tensi ketegangan PBNU-PKB tak hanya mereda, namun lebih dari itu memungkinkan keduanya bersinergi. “Tensi hangat bukan hanya berkurang, tapi bisa potensi bersinergi lagi,” kata Kacung saat dihubungi, Selasa, 22 Oktober 2024.
Saifullah Yusuf diangkat Prabowo sebagai Menteri Sosial. Mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor itu melanjutkan jabatan yang ia emban di pengujung masa bakti Presiden Joko Widodo.
Adapun Muhaimin diangkat sebagai Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat. Bagi politikus yang akrab disapa Cak Imin itu, ini adalah kali kedua ia menjadi menteri. Sebelumnya pria kelahiran Jombang, Jawa Timur yang akrab disapa Cak Imin itu menjabat Menteri Tenaga Kerja di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009-2014.
Sebelumnya hubungan Saifullah dan Muhaimin merenggang karena ada upaya dari PBNU untuk “mengevaluasi” kepemimpinan Cak Imin di PKB. PBNU menilai Muhaimin melemahkan peran Ketua Dewan Syura yang saat pembentukan partai politik tersebut didesain sebagai pemutus masalah-masalah strategis.
PBNU sempat melayangkan panggilan pada Muhaimin untuk dimintai penjelasan. Namun yang bersangkutan tidak hadir dengan alasan PBNU tak berhak memanggil sebuah institusi partai politik karena undang-undangnya berbeda.
Upaya mendongkel Cak Imin dari PKB berlanjut di Muktamar Bali. Sejumlah kelompok berusaha masuk lokasi muktamar namun gagal. Gagasan Muktamar PKB tandingan pun digaungkan oleh kubu kontra-Muhaimin. Tapi gagasan itu meredup setelah Cak Imin mengangkat KH Ma’ruf Amin sebagai Ketua Dewan Syura.
Ihwal apakah keputusan Prabowo mengangkat Saifullah dan Muhaimin sama-sama menjadi menteri untuk “merukunkan” keduanya, Kacung Marijan tidak melihat hal tersebut sebagai faktor dominan. Sebab baik Gus Ipul maupun Cak Imin dipilih Presiden Prabowo mewakili institusinya masing-masing.
“Tapi bahwa melalui hal demikian bisa memungkinkan ada titik sambung satu sama lain, ya mungkin saja,” tutur Kacung.
Dilansir dari Majalah Tempo edisi pekan ini, PKB semula mendapatkan jatah dua kursi menteri. Tiga politikus partai itu bercerita, Muhaimin menyetor dua nama pada orang kepercayaan Prabowo, Sufmi Dasco, yakni Jazilul Fawaid dan adik iparnya, Anwar Sanusi.
Iklan
Namun situasi berubah setelah Muhaimin mendengar informasi bahwa mantan Sekjen PKB Abdul Kadir Karding masuk bursa menteri Prabowo pada pekan pertama Oktober 2024. Nama Karding ditengarai diajukan oleh Presiden Joko Widodo. Pada 2019 Jokowi sempat berencana menjadikan Karding sebagai menteri. Tapi Muhaimin menolak keras.
Narasumber yang sama mengatakan Muhaimin resah terhadap terpilihnya Karding sebagai menteri. Karding ditengarai ikut menggoyang kursi Muhaimin lewat rencana Muktamar Luar Biasa PKB akhir Agustus 2024. Muhaimin pun memutuskan terjun menjadi menteri untuk mengimbangi rival politiknya itu.
Prabowo memberikan satu kursi menteri koordinator -dihitung setara dua kursi- kepada Muhaimin. Belakangan PKB mendapat tambahan kursi wakil menteri. Muhaimin menyorongkan nama Faisol Reza.
Abdul Kadir Karding akhirnya diangkat sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran. Sedangkan Faisol Reza diangkat sebagai Wakil Menteri Perindustrian.
Muhaimin enggan menanggapi dinamika penyusunan kabinet. “Pertanyaan Anda akurat, tapi sulit saya jawab,” ujar Muhaimin, Jumat 18 Oktober 2024.
Pengamat politik Unusa Kacung Marijan mengatakan tak tahu persis soal keengganan Muhaimin terhadap Karding yang membuatnya maju sendiri sebagai menteri koordinator. Bisa jadi yang disodorkan termasuk Jazilul Fawaid.
“Tapi untuk yang diangkat dari struktur PKB kan hanya satu menteri dan satu wamen. Ya wajar kalau Cak Imin masuk. Kan ketum-ketum parpol lainnya juga masuk,” kata Kacung.
Pilihan Editor: Jadi Rival Prabowo di Pilpres 2024, Cak Imin Kini Menko di Kabinet Merah Putih