Gus Yahya tak Hadiri Rapat Pleno PBNU

1 hour ago 7

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan keterangan terkait dinamika kepengurusan di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (3/12/2025). Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya tetap menjabat sebagai Ketua Umum PBNU hasil Muktamar NU ke-34 di Lampung. Selain itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini tetap menjalankan tugas-tugas yang menjadi kewajibannya bersama seluruh struktur kepengurusan di semua tingkatan dan tidak ada satu pun agenda atau program yang mengalami hambatan dalam pelaksanaannya, termasuk telah mengoordinasikan langkah-langkah untuk berkontribusi dalam penanggulangan dampak bencana alam di berbagai daerah yang sedang terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf memastikan tidak akan menghadiri rapat pleno PBNU yang diinisiasi Syuriyah PBNU, di Hotel The Sultan, Jakarta, Selasa malam.

"Ya buat apa, enggak ada konteks," kata Gus Yahya di Kantor PBNU.

Gus Yahya menjelaskan agenda pleno tersebut bukan bagian dari mekanisme resmi organisasi. Tapi merupakan manuver untuk menjatuhkan dirinya.

Menurutnya, pleno akan membahas pemilihan ketua umum hanyalah bagian dari upaya politik internal. Ia menekankan bahwa dirinya masih Ketua Umum PBNU yang sah

"Itu kan manuver, seperti saya bilang sejak awal bahwa secara de jure maupun de facto, saya masih tetap dalam kedudukan saya sebagai Ketua Umum Tanfidizyah PBNU," kata dia.

Ia menjelaskan rapat pleno tidak bisa melengserkan dirinya dari kursi ketua umum. Pasalnya, penggantian ketua umum harus melalui mekanisme resmi organisasi dan sesuai AD/ART yakni muktamar.

Muktamar merupakan forum tertinggi di PBNU dan baru akan digelar pada 2027. Menurut dia, tidak ada jalan lain untuk melengserkannya kecuali lewat muktamar.

“Nah sementara Muktamar itu harus diselenggarakan bersama-sama oleh Rais Aam dan Ketua Umum. Enggak ada alternatif. Ya jalannya tetap ke sana (muktamar). Karena kalau enggak, ya enggak Muktamar selama-lamanya jadinya, kan?,” kata dia.

Ia bercerita sebelum konflik semakin meruncing, dirinya selalu berusaha untuk bertemu dengan Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar. Namun, kata Gus Yahya, beliau selalu tidak berkenan.

“Ya saya sudah (meminta bertemu), saya nunggu jawaban dari beliau. Saya sudah beberapa kali. Beliau masih bilang. Seperti yang diumumkan dalam rilis itu lah, ‘nanti menunggu jadwal’,” kata Gus Yahya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |