Hampir Sepekan Tanah Longsor di Banjarnegara Berlalu, Tapi Jasad 25 Warga Setempat Belum Ditemukan

3 hours ago 12
Ilustrasi bencana tanah longsor | Freepik

BANJARNEGARA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Empat bencana tanah longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah itu berlalu. Namun, jasad 25 warga yang menjadi korban, sampai sekarang belum juga ditemukan.

Memasuki hari kelima pencarian, Kamis (20/11/2025), tim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk menemukan para korban yang tertimbun material longsor. Tambahan satu korban yang ditemukan pada Rabu kemarin menambah jumlah korban meninggal menjadi tiga orang sejak operasi pencarian dibuka kembali.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan pencarian masih terus diperluas, sementara jumlah warga yang mengungsi mencapai 934 jiwa atau 335 KK. Para penyintas ini tersebar di sejumlah titik pengungsian, di antaranya Kantor Kecamatan Pandanarum, GOR Desa Beji, Gedung Haji Desa Pringamba, Gedung Muhammadiyah, serta rumah-rumah kerabat.

Kerusakan akibat longsor terbilang masif. Sebanyak 54 rumah mengalami rusak berat, sementara 128 rumah lainnya rusak sedang dan ringan. Infrastruktur desa tak luput dari dampak, termasuk ruas jalan sepanjang 800 meter, jaringan listrik, serta saluran irigasi sepanjang 670 meter. Satu bendung desa juga rusak, begitu pula jaringan irigasi perpipaan.

Sektor ekonomi warga turut terguncang karena longsor menyapu ternak milik warga—terdiri dari 5 sapi dan 125 kambing—serta merusak 14 warung dan lahan pertanian. Pada aspek sosial keagamaan, satu masjid dilaporkan rusak berat dan dua musala berada dalam kondisi terancam.

“Seluruh elemen masih bekerja maksimal. Mulai dari pencarian manual, penggunaan alat berat, pendampingan posko, layanan psikososial, hingga distribusi logistik,” ujar Muhari. Ia menambahkan, operasi darurat ini melibatkan 521 personel, terdiri dari unsur BNPB, BPBD provinsi dan kabupaten, TNI-Polri, PMI, relawan, tenaga kesehatan, serta bantuan lintas daerah seperti Klaten, Wonosobo, Kebumen, Jepara, dan Pekalongan.

Pencarian Terkendala Tanah Gembur

Di lokasi longsor Dusun Situkung, tim SAR menghadapi tantangan berat. Kondisi tanah yang labil membuat alat berat berulang kali amblas. Untuk mengantisipasi itu, petugas menopang jalur ekskavator menggunakan potongan batang pohon agar alat tetap bisa bergerak.

Kepala Kantor SAR/Basarnas Semarang, Budiono, mengungkapkan bahwa korban ketiga, atas nama Tuwi (50), ditemukan berkat bantuan anjing pelacak. Hewan pelacak itu mengidentifikasi titik keberadaan korban di sektor A.2, sebelum tim kemudian menggali material longsor sedalam sekitar dua meter.

Proses evakuasi memakan waktu hampir enam jam. Saat pencarian berlangsung, hujan gerimis yang turun membuat operator ekskavator harus bekerja ekstra hati-hati agar alat tidak kembali terperosok. Budiono menyebut masih ada beberapa titik lain di sektor yang sama yang diduga kuat masih terdapat korban.

“Identifikasi awal menunjukkan kemungkinan ada korban tambahan di sekitar zona tersebut. Tapi pencarian sempat kami hentikan karena hujan deras membuat kondisi semakin berisiko,” katanya.

Hingga hari ini, operasi pencarian masih berlanjut dengan prioritas menemukan korban hilang sebelum kondisi cuaca kembali memburuk. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |