TEMPO.CO, JAKARTA - Hewan mamalia merujuk pada istilah yang menyatakan makhluk hidup vertebrata (bertulang belakang) dan menyusui, sebagaimana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Selain itu, mamalia juga ditandai dengan sistem pernapasannya yang menggunakan paru-paru.
Menurut Priyambodo dkk dalam Buku Ajar Mamalogi (2023), kata mamalia berasal dari bahasa Latin, yaitu mammae, yang berarti susu. Lantas, apa itu mamalia?
Pengertian Hewan Mamalia
Melansir Jurnal Ilmiah Matematika (2023), mamalia adalah kelas dari hewan bertulang belakang dengan salah satu ciri seperti adanya kelenjar susu dan rambut. Mamalia termasuk kerajaan (kingdom) yang mempunyai banyak spesies.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, berdasarkan buku Panduan Identifikasi Jenis Satwa Liar Dilindungi Mamalia oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (2019), mamalia merupakan binatang bertulang belakang yang berdarah panas, dapat dibedakan dengan mempunyai rambut, serta sistem reproduksinya dengan cara melahirkan anak.
Senada dengan hal itu, mengacu pada repository.radenintan.ac.id, hewan mamalia adalah makhluk hidup dari filum Chordata yang seluruh spesiesnya mempunyai tulang belakang. Mamalia termasuk ke dalam kelompok hewan homoikiloterm, yaitu dapat menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungannya.
Ciri-Ciri Hewan Mamalia
Terdapat beberapa ciri fisik dari mamalia, antara lain mempunyai:
- Kelenjar susu.
- Tulang belakang.
- Anggota tubuh untuk bergerak, seperti berjalan, berlari, memegang sesuatu, dan berenang.
- Rambut untuk menutupi seluruh permukaan tubuhnya.
- Kuku atau cakar di bagian jarinya untuk memegang makanan atau memanjat.
- Jenis gigi yang berbeda, seperti gigi taring, gigi seri, dan gigi geraham.
- Alat pernapasan berupa paru-paru.
- Organ jantung yang terbagi menjadi dua serambi dan dua bilik.
- Mayoritas berkembang biak dengan cara melahirkan (vivipar) dan ada juga yang bertelur-melahirkan (ovovivipar).
- Tempat perkembangbiakan embrio berupa uterus (rahim).
- Berbentuk simetri bilateral (susunan bagian-bagian tubuh menjadi dua bagian kiri dan kanan pada kedua sisi sumbu pusat).
- Selomata, yaitu mempunyai rongga tubuh berisi cairan.
- Triploblastik, yaitu hewan yang mempunyai tiga lapis sel pembentuk tubuh.
- Sistem ekskresi menggunakan kulit, ginjal, dan paru-paru.
- Sistem peredaran tertutup.
- Alat pencernaan yang lengkap.
- Reproduksi seksual dengan cara fertilisasi internal (pembuahan di dalam tubuh betina).
Jenis Hewan Mamalia
Pada 2019, mamalia yang tercatat di Indonesia sekitar 776 jenis yang terbagi menjadi 12 bangsa (ordo). Sementara jika dilihat dari persebarannya, maka mamalia terbanyak terdapat di Pulau Kalimantan, yaitu 268 jenis, Pulau Sumatra sebanyak 257 jenis, Pulau Papua 241 jenis, 207 jenis di Pulau Sulawesi, dan di urutan kelima ada Pulau Jawa sebanyak 193 jenis.
Sementara itu, mengacu pada buku Panduan Kuliah Lapangan Peminatan Mamalia oleh Yayasan SMA PB Soedirman Bekasi, mamalia di seluruh dunia sekitar 5.000 spesies yang terbagi ke dalam 12 ordo. Berikut penjelasannya:
Ordo Dermoptera (Cynocephalidae)
Hewan yang termasuk ke dalam ordo Dermoptera mempunyai parasut berbulu (patagium) di sela-sela empat kakinya. Parasut tersebut berasal dari kulit atau membran sel yang terhubung di antara keempat kaki. Contoh hewannya adalah tupai terbang (Gakopithecus sp.).
Ordo Chiroptera
Mamalia dari ordo Chiroptera dapat terbang, serta pada kaki depan dan belakangnya terdapat membran interdigital. Biasanya tergolong hewan nokturnal atau aktif di malam hari dan makanannya berupa buah-buahan, misalnya kelelawar.
Ordo Primata
Mempunyai bentuk jari yang besar dan panjang untuk memudahkan dalam proses memanjat dan mendapatkan makanan. Biasanya hanya melahirkan satu anak, misalnya orang utan.
Ordo Rodentia
Hewan mamalia yang tidak memiliki taring, sehingga biasanya hidup sebagai pengerat. Sebagai penggantinya, mempunyai gigi seri yang besar dan tebal serta bisa hidup di segala habitat, misalnya landak (Eretyson sp.).
Ordo Carnivora
Kelompok mamalia yang menjadikan daging sebagai makanannya. Ciri utamanya adalah memiliki gigi taring yang tajam dan cakar yang runcing untuk berburu, misalnya harimau.
Ordo Laghomorpha
Mamalia herbivora atau pemakan tumbuh-tumbuhan yang memiliki gigi molare. Selain itu, mempunyai empat atau lebih gigi seri serta ekor yang pendek, kuat, dan dapat digerakkan, misalnya kelinci.
Ordo Cactaceae
Mamalia yang hidup di laut, mempunyai bentuk tubuh mirip ikan, dan kaki seperti daun. Selain itu, ordo Cactaceae ditandai dengan ketiadaan tulang belakang, seperti paus dan lumba-lumba.
Ordo Proboscidea
Memiliki tubuh besar, panjang, dan berotot, serta dua lubang hidung yang bisa digunakan untuk mengangkat benda. Berat badannya mencapai 3,5 hingga 5 ton serta usianya mencapai 50 tahun, misalnya gajah.
Ordo Perissodactyla
Mamalia herbivora yang memiliki kuku dan jari kaki ganjil. Namun, hewan dalam ordo Perissodactyla tidak mempunyai tanduk, misalnya zebra.
Ordo Artiodactyla
Hewan yang jumlah kukunya genap dap setiap kaki. Tak hanya itu, mamalia dalam ordo Artiodactyla juga herbivora, misalnya sapi.
Ordo Marsupialia
Mamalia yang betinanya memiliki kantung perut (marsupium), sehingga dikenal sebagai hewan berkantung. Fungsi kantung tersebut adalah untuk menyimpan anaknya yang baru lahir, terutama yang lahir dalam keadaan prematur, seperti kanguru (Dendrogalus sp.).
Ordo Insektivora
Hewan mamalia yang menjadikan serangga sebagai makanan utamanya. Selain itu, hewan dalam ordo Insektivora ditandai dengan keberadaan mata yang tertutup, cakar besar, dan telapak kaki bagian depan lebar, misalnya Scalopus sp.
Cara Identifikasi Hewan Mamalia
Langkah pertama yang dilakukan dalam kegiatan identifikasi mamalia adalah menentukan suku atau kelompoknya. Setelah itu, menentukan famili dan sub-familinya. Cara termudah untuk melakukannya, yaitu melihat morfologi atau ciri fisik dan pola warna tubuh atau pelage hewan yang dijumpai.
Selain itu, untuk mempermudah proses identifikasi, dilakukan pengukuran tubuh dari setiap hewan. Catatan ukuran tubuh dimulai dengan seri pengukuran standar, meliputi panjang badan dan kepala (head and body length atau HBL), panjang ekor (tail atau T), panjang telapak kaki belakang (hind foot atau HF), panjang telinga (ear atau E), dan berat badan (weight atau W).
Berikut langkah-langkah dalam kegiatan pengukuran mamalia:
- HBL: hewan diletakkan telentang di sisi atau di atas penggaris, diukur dari ujung moncong mulut hingga pangkal ekor atau rata dengan anus.
- T: diukur dari panggal hingga ujung ekor.
- HF: diukur dari ujung tumit hingga ujung daging paling panjang. Jika kuku ikut diukur, maka harus diberi tanda.
- E: diukur dari pangkal telinga hingga ujung daun telinga tertinggi.
- Pencatatan jumlah puting susu pada hewan betina dan besar testis pada hewan jantan (panjang x lebar).
- Pengukuran bobot tubuh.
- Pengukuran anatomi tengkorak.
Contoh Hewan Mamalia
Berikut beberapa contoh jenis hewan mamalia yang dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1.6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi:
- Paus tombak (Balaenoptera acutorostrata).
- Paus biru (Balaenoptera musculus).
- Banteng (Bos javanicus).
- Anoa gunung (Bubalus quarlesi).
- Bekantan (Nasalis larvatus).
- Lutung jirangan (Presbytis frontata).
- Rusa timor (Rusa timorensis).
- Pesut mahakam (Orcaella brevirostris).
- Lumba-lumba moncong panjang (Stenella longirostris).
- Macan tutul (Panthera pardus).