IHSG Ambruk Usai Sri Mulyani Dicopot, Purbaya Janji Balikkan Keadaan

1 week ago 6
Eks Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan penggantinya, Purbaya Yudhi Sadewa | Instagram | Kolase: Suhamdani

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bursa saham tanah air terguncang begitu Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Senin (8/9/2025).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terjun bebas, menandakan kegelisahan pasar terhadap keputusan mendadak itu.

Menurut Yudistira Permana, dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, persoalan utama bukanlah soal kemampuan teknis sang menteri baru, melainkan soal sentimen kepercayaan.

“Kompetensi beliau jelas ada. Tapi yang diuji adalah bagaimana pasar dan investor memberi trust. Begitu reshuffle diumumkan tanpa sinyal, pasar langsung nyungsep,” kata Yudistira.

Ia mengingatkan bahwa risiko lebih besar bisa muncul jika Kementerian Keuangan hanya menjadi kepanjangan tangan program ambisius Presiden Prabowo tanpa ada kontrol. “Kalau semua iya saja, rawan kebocoran anggaran,” tegasnya.

Yudistira juga menyinggung reshuffle di kementerian lain, termasuk pergantian Menteri Koperasi. Menurutnya, ini mengarah pada upaya memperlancar program-program jumbo yang nilainya fantastis. “Kalau koperasi diganti, jangan-jangan perumahan juga menyusul. Program 3 juta rumah sampai sekarang kan belum jalan,” ujarnya.

Ia khawatir pembiayaan program besar akan bergantung pada mekanisme burden sharing, di mana Bank Indonesia membeli surat utang negara. “Pada prinsipnya itu sama dengan mencetak uang baru. Kalau dilakukan masif, inflasi bisa melonjak,” tambahnya.

Namun, di sisi lain, Purbaya mencoba menenangkan pasar. Ditemui di Kementerian Keuangan, ia menegaskan sudah akrab dengan dunia pasar modal. “Saya ini orang pasar, sudah sejak tahun 2000. Jadi kalau IHSG drop, itu reaksi jangka pendek. Dalam satu-dua minggu, dengan instrumen yang ada, kita optimalkan bersama tim,” kata Purbaya percaya diri.

Ia menyebut pengalaman panjangnya di balik layar pemerintahan, mulai era Presiden SBY hingga Jokowi, membuatnya terbiasa merumuskan kebijakan fiskal. Bahkan, saat pandemi Covid-19, ia terlibat langsung dalam penyusunan strategi keuangan negara.

“Kalau ada yang bilang saya minim pengalaman, itu keliru. Justru selama ini saya selalu kasih masukan kebijakan, cuma tidak terekspos. Bedanya, kalau dulu gratis, sekarang mungkin saatnya dibayar ya? Hahaha,” ujarnya sambil bergurau.

Meski begitu, Yudistira menegaskan tantangan nyata menunggu. Inflasi bisa terkerek 5-6 persen per tahun, dan tanpa kenaikan upah riil, masyarakat tetap tertekan. “Kuncinya ada di kemampuan menjaga keseimbangan. Kalau salah langkah, bisa mengulang kesalahan sejarah tahun 60-an,” pungkasnya.

IHSG mungkin baru awal gejolak. Ujian sesungguhnya ada di konsistensi Purbaya menjaga stabilitas fiskal di tengah ambisi besar Presiden Prabowo. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |