TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG anjlok 7,83 persen ke level 6.270 dalam sepekan terakhir atau pada perdagangan 24-28 Februari 2025. Analis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) mengungkapkan tarif impor Amerika Serikat dan peresmian Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menjadi salah satu penyebabnya.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus menjelaskan ada beberapa sentimen yang memengaruhi bursa saham dalam negeri pada pekan Ini. “Pengaruh dari global di antaranya Presiden Donald Trump yang berencana akan menetapkan tarif impor kepada Uni Eropa sebesar 25 persen,” ucapnya lewat pernyataan resmi, Ahad, 2 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengaruh lainnya adalah Cina bakal mengeluarkan stimulus untuk memberikan suntikan dana untuk sistem perbankan senilai US$ 55 juta, yang akan terealisasi Maret 2025. Selanjutnya, perusahaan jasa keuangan asal Amerika, Morgan Stanley, menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks MSCI dari equal-weight ke underweight.
“Sentimen selanjutnya yakni diresmikannya Badan Pengelola Investasi Danantara oleh Presiden Prabowo yang bertugas untuk mengelola seluruh aset dan dividen BUMN, serta nilai tukar Rupiah yang semakin melemah dan menyentuh level Rp 16.574 per dolar AS,” kata Indri.
Berdasarkan sentimen yang ada, para pelaku pasar merasa khawatir atas kondisi yang terjadi baik dari sisi global maupun domestik. Selain itu, Indri memaparkan kebijakan tarif impor disebut menurunkan ekspektasi pemangkasan tingkat suku bunga acuan. “Hingga kondisi pasar saham Indonesia yang dirasa kurang menarik bagi investor asing," ujarnya.
Mengamati potensi pasar pada 3-7 Maret 2025, Indri mengimbau investor saham untuk mencermati data-data dari global dan domestik. Dari global ada Indeks NBS PMI Manufacturing (China), Indeks PMI Manufacturing Amerika Serikat bulan Februari dan data Non-Farm Payrolls Amerika Serikat bulan Februari.
Sedangkan data-data dari domestik yang wajib dipantau, yakni Indeks PMI Manufaktur Indonesia bulan Februari dan tingkat inflasi Indonesia bulan Februari. “IPOT memprediksi IHSG akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah dalam rentang support 6.660 dan resistance 6.880,” ucapnya.
Berdasarkan sentimen itu, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham dan satu reksadana pada perdagangan pekan ini.
1. PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY)
Emiten ini mengalami penguatan sebesar 4,83 persen setelah perusahaan melaporkan laba bersih yang meningkat 22 persen secara year on year.
2. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
Emiten ini mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,48 Triliun atas kinerja tahun 2024. Secara teknikal LSIP sedang berusaha untuk rebound dari area support-nya saat ini.
3. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ)
Penjualan emiten ini membentuk candlestick hammer atau pola grafik candlestick yang berbentuk seperti palu dan menunjukkan kemungkinan pembalikan tren pasar di level support-nya sebagai pertanda potensi pembalikan di akhir sesi pekan lalu
*Disclaimer: Berita ini merupakan hasil Analisis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT). Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.