Indonesia Dorong Skema Pembiayaan Cerdas untuk Masa Depan Pembangunan Hijau di Expo Osaka 2025

1 month ago 41

(Beritadaerah-Osaka Jepang) Paviliun Indonesia dalam gelaran World Expo 2025 Osaka kembali menjadi ajang penting yang memperkuat diplomasi ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Dalam forum bisnis bertajuk “Pembiayaan Inovatif: Membuka Peluang Menuju Pembangunan Berkelanjutan”, Pemerintah Indonesia mengedepankan pentingnya pendekatan pembiayaan yang kreatif, kolaboratif, dan berorientasi pada keberlanjutan.

Acara yang digelar atas kolaborasi antara Kementerian PPN/Bappenas, PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari dalam dan luar negeri, dengan fokus pada pembiayaan infrastruktur hijau dan berkelanjutan.

Mengundang Kemitraan, Mendorong Kolaborasi

Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, menekankan bahwa kerja sama Indonesia-Jepang bisa melampaui sekadar pendanaan. “Kita butuh mitra global yang siap berbagi inovasi, bukan hanya modal. Jepang adalah mitra yang terpercaya dalam perjalanan jangka panjang menuju pembangunan hijau,” ujarnya.

Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, yang membutuhkan investasi infrastruktur hingga Rp10.303 triliun. Untuk menjawab tantangan tersebut, Indonesia mengembangkan strategi pembiayaan yang lebih luwes dan partisipatif.

Pendekatan Baru, Ekosistem Baru

Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Kementerian PPN/Bappenas, Putut Hari Satyaka, menyampaikan bahwa strategi pembiayaan kini tak hanya mengandalkan dana publik. “Kita bangun ekosistem, bukan hanya proyek. Inovasi tumbuh hingga ke daerah—dari penerbitan obligasi hijau lokal hingga pengembangan nilai lahan,” katanya.

Sementara itu, Plt. Direktur Pembiayaan Infrastruktur Kemenkeu, Riko Amir, menekankan pentingnya menciptakan sistem fiskal yang mendukung transisi energi dan menjunjung prinsip keberlanjutan. “Proyek harus memenuhi standar ESG, bukan hanya secara dokumen, tapi juga dalam pelaksanaannya,” tegasnya.

Menjembatani Proyek Strategis dan Investor Hijau

Kepala Divisi PT SMI, Delano Dalo, menjelaskan peran SDG Indonesia One sebagai platform yang menghubungkan proyek nasional dengan investor yang fokus pada dampak sosial dan lingkungan. “Investor Jepang sangat teliti terhadap dampak proyek. Kami pastikan proyek tidak hanya layak secara ekonomi, tapi juga memberi dampak nyata,” ujarnya.

Andre Permana dari PT PII juga menekankan pentingnya penjaminan proyek sebagai bentuk komitmen pemerintah. “Skema KPBU bukan hanya soal pembagian risiko, tetapi juga soal menciptakan rasa aman bagi investor. Inilah sinyal kuat dari pemerintah bahwa kami serius terhadap keberlanjutan,” tuturnya.

Dari sisi lembaga keuangan internasional, Nicholas Gandolfo dari MUFG Bank menggarisbawahi bahwa proyek harus punya narasi yang kuat dan selaras dengan standar global. “Potensi Indonesia besar. Tapi yang dicari investor bukan hanya return, melainkan integritas proyeknya,” katanya.

Paviliun Indonesia: Ruang Kolaborasi Masa Depan

Forum ini ditutup dengan sesi pertemuan satu lawan satu antara pemerintah dan mitra Jepang untuk membahas peluang kerja sama konkret. Direktur Paviliun Indonesia, Rosy Wediawaty, menyatakan bahwa forum ini adalah contoh nyata bagaimana Paviliun Indonesia menjadi penghubung antara visi nasional dan peluang internasional. “Pembangunan berkelanjutan bukan sekadar slogan—ia perlu ruang dialog, jejaring kolaborasi, dan aksi nyata,” tegasnya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |