Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan keterangan terkait dinamika kepengurusan di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (3/12/2025). Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya tetap menjabat sebagai Ketua Umum PBNU hasil Muktamar NU ke-34 di Lampung. Selain itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini tetap menjalankan tugas-tugas yang menjadi kewajibannya bersama seluruh struktur kepengurusan di semua tingkatan dan tidak ada satu pun agenda atau program yang mengalami hambatan dalam pelaksanaannya, termasuk telah mengoordinasikan langkah-langkah untuk berkontribusi dalam penanggulangan dampak bencana alam di berbagai daerah yang sedang terjadi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menanggapi rencana pleno yang diinisiasi Syuriyah PBNU di Hotel The Sultan, Jakarta, Selasa (9/12/2025) malam. Dia menganggap forum tersebut tidak sah serta melanggar AD/ART organisasi.
“Secara aturan tidak bisa disebut pleno. Karena pertama, yang mengundang hanya Syuriyah dan itu tidak bisa. Karena pleno itu harus diundang oleh Syuriyah dan Tanfidizyah. Yang kedua tidak melibatkan saya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar,” ujar Gus Yahya di Jakarta, Selasa.
Gus Yahya memandang pleno Syuriyah PBNU hanya manuver politik, apalagi dirinya tengah melakukan transformasi organisasi. Ia memandang ada pihak-pihak yang tidak suka perihal transformasi tersebut.
Ia menegaskan secara de facto dan de jure, dirinya tetap menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Apabila ingin melengserkannya maka harus melalui mekanisme AD/ART organisasi yakni muktamar.
Dengan demikian, kata dia, rapat pleno yang akan menunjuk pejabat (Pj) Ketua Umum PBNU menggantikan dirinya, tidak sah.
“Bahwa apapun keinginan orang untuk menghentikan saya tanpa muktamar, tanpa forum musyawarah tertinggi itu tidak mungkin bisa dieksekusi karena bertentangan dengan AD/ART dan melawan hukum,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya juga menegaskan bahwa rapat pleno yang akan digelar ini sebelumnya mendapatkan penolakan dari kiai-kiai sepuh. Segala permasalahan yang terjadi di tubuh PBNU semestinya diselesaikan lewat musyawarah terbuka.
“Kiai sepuh juga mengatakan dengan tegas sekali bahwa itu (pleno) bertentangan dengan AD/ART, jadi ya kita lihat ini (pleno) sebagai manuver saja,” ujar dia.
Sebelumnya, Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) malam ini akan menggelar rapat pleno yang diawali dengan doa bersama serta pemberian donasi untuk korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Poin yang akan diputuskan dalam rapat Pleno tersebut yakni penunjukkan pejabat (Pj) Ketua Umum PBNU menggantikan Yahya Cholil Staquf.
sumber : Antara

1 hour ago
7















































