REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan memastikan kesiapan pengelolaan arus penyeberangan Merak–Bakauheni pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Berdasarkan survei pergerakan masyarakat, rute penyeberangan Merak–Bakauheni menjadi jalur paling diminati, sehingga membutuhkan manajemen yang terstruktur dan kolaboratif.
“Pelabuhan Merak jadi salah satu titik krusial dalam pengelolaan angkutan Nataru dan menjadi pantauan masyarakat. Artinya perlu pengelolaan yang baik dan penuh sinergi antar-stakeholder sehingga pelayanan yang kita berikan sesuai harapan masyarakat,” ucap Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, saat menghadiri Survei Kesiapan Operasi Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Pelabuhan Eksekutif Merak, Banten, Selasa (9/12/2025).
Aan menyoroti dua strategi utama untuk menjaga kelancaran dan keselamatan arus penyeberangan, yaitu pembagian pelabuhan menurut golongan kendaraan dan penerapan delaying system. Ia menjelaskan, untuk mengurangi potensi terjadinya kemacetan atau bottleneck, telah disiapkan empat pelabuhan di sisi Jawa—Merak, Ciwandan, BBJ Bojonegara, dan Krakatau Bandar Samudera—serta empat pelabuhan di sisi Sumatera—Bakauheni, Panjang, Wika Beton, dan BBJ Muara Pilu.
“Pembagian pelabuhan di sisi Jawa dan sisi Sumatera sudah kita tetapkan melalui SKB yang harus dipatuhi oleh petugas dan operator saat operasi Nataru. Kita lihat pairing antarpelabuhan ini sudah tepat sehingga tidak akan terjadi bottleneck. Mudah-mudahan dengan pembagian dermaga ini bisa mengurai arus lalu lintas yang ada di darat,” jelasnya.
Selain pembagian pelabuhan, pemerintah juga menyiapkan delaying system sebagai strategi mengatur ritme kendaraan menuju pelabuhan. Menurut Aan, mekanisme ini penting diterapkan terutama saat cuaca buruk, seperti gelombang tinggi atau angin kencang yang menyebabkan penundaan keberangkatan kapal.
“Delaying system sangat mungkin diterapkan apalagi prediksi BMKG bulan Desember hingga Januari puncak musim hujan dan ada bibit siklon yang mengakibatkan curah hujan dan gelombang tinggi serta angin kencang yang mempengaruhi penyeberangan. Keselamatan adalah yang utama karena itu kami menyiapkan strategi delay system dengan penerapan buffer zone,” kata Aan.
Dalam kesempatan yang sama, Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho menegaskan bahwa persiapan operasi Natal dan Tahun Baru merupakan bentuk kehadiran negara untuk menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran perjalanan masyarakat. Ia menilai negara wajib memastikan pemeliharaan keamanan dan kelancaran lalu lintas selama masa libur panjang.
"Operasi Nataru sudah dipersiapkan secara optimal melalui kolaborasi untuk tetap menjaga keamanan masyarakat dan arus lalu lintas harus lancar serta ketika terjadi cuaca ekstrem skenario cara bertindaknya akan kita sesuaikan,” kata Agus.

8 hours ago
3

















































