Inilah Logo dan Makna Hari Guru Nasional 2025, Ternyata Penuh Simbol Spiritual dan Cinta Semesta!

2 weeks ago 33
Hari guruLogo Hari Guru Nasional 2025. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Menjelang peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025, publik mulai menyoroti logo dan tema yang diusung tahun ini. Bertajuk “Merawat Semesta dengan Cinta”, peringatan HGN 2025 tak sekadar seremoni tahunan, melainkan ajakan reflektif agar dunia pendidikan menjadi ruang yang memelihara akal, jiwa, dan alam semesta.

Tahun ini Hari Guru Nasional diperingati pada Selasa 25 November 2025.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa tema tersebut menggambarkan posisi guru sebagai penjaga harmoni kehidupan — penyeimbang antara ilmu pengetahuan dan nilai spiritual.

“Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga penuntun hati dan nurani. Dalam Islam, guru adalah warasatul anbiya — pewaris para nabi,” tegas Nasaruddin dalam Kick Off HGN 2025 di UIN Syekh Nurjati Cirebon, Rabu (12/11/2025).

Makna Mendalam di Balik Logo Hari Guru Nasional 2025

Logo HGN 2025 dirancang dengan filosofi kuat yang mencerminkan keseimbangan, keindahan, dan kesadaran ekologis. Bentuk dasar lingkaran menjadi simbol kesempurnaan ciptaan, menggambarkan semesta yang saling terhubung dan saling menjaga.

Di dalam lingkaran itu, warna hijau dan biru mendominasi.

Hijau melambangkan kehidupan, kepedulian terhadap lingkungan, dan cinta tanah air.

Biru menggambarkan kedalaman ilmu, ketenangan batin, serta kebijaksanaan spiritual.

Keduanya berpadu membawa pesan bahwa pendidikan sejati bukan hanya mengasah pikiran, tetapi juga menyentuh hati dan jiwa.

Selain itu, simbol tangan berbentuk tunas mencerminkan kesadaran ekoteologis — pandangan bahwa menjaga bumi adalah bagian dari ibadah dan tanggung jawab spiritual manusia. Unsur ini menjadi perwujudan salah satu nilai dalam Panca Cinta yang diusung Kementerian Agama, yaitu cinta lingkungan.

Di atas bumi, tampak lengkung kuning yang memancarkan cahaya ilmu dan bimbingan Ilahi. Warna kuning melambangkan pencerahan, kebijaksanaan, dan optimisme. Lengkung tersebut menggambarkan guru sebagai “matahari kehidupan” yang menuntun generasi menuju jalan kebenaran dan kedamaian.

Guru Sebagai Penuntun Nurani

Dalam pandangan Nasaruddin, profesi guru tak bisa dilepaskan dari nilai-nilai spiritual.

“Ilmu tanpa iman akan kehilangan arah moral. Guru-lah yang menyalakan cahaya itu agar generasi tumbuh dengan hati nurani yang hidup,” ungkapnya.

Tema Merawat Semesta dengan Cinta mengajak para pendidik untuk melihat pendidikan sebagai jalan merawat kehidupan — bukan sekadar mencetak kecerdasan intelektual, tetapi juga menumbuhkan kepekaan sosial, empati, dan tanggung jawab ekologis.

Hari Guru untuk Semua

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno menambahkan bahwa HGN 2025 di bawah Kementerian Agama membawa semangat inklusif dengan tagline “Teachers Day for All” atau Hari Guru untuk Semua.

“Hari Guru bukan hanya milik guru madrasah, tapi juga seluruh pendidik di Indonesia — lintas iman, lintas lembaga. Semua guru berperan membangun nilai kemanusiaan dan kebangsaan,” jelasnya.

Suyitno menegaskan, cinta yang dimaksud dalam tema HGN bukan sekadar perasaan, tetapi kekuatan moral untuk memanusiakan manusia.

“Cinta dalam pendidikan berarti membangun empati, kedamaian, dan semangat menjaga kehidupan. Mengajar dengan cinta adalah kunci membangun peradaban,” ujarnya.

Dengan demikian, Hari Guru Nasional 2025 bukan hanya momentum penghormatan kepada para pendidik, tetapi juga ajakan spiritual untuk bersama-sama merawat bumi, menebar kasih, dan mencerdaskan semesta dengan cinta. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |