Israel Bom Apartemen 8 Lantai di Beirut, Sedikitnya 11 Warga Lebanon Tewas

3 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan udara Israel terhadap gedung apartemen delapan lantai menewaskan sedikitnya 11 orang di pusat kota Beirut pada Sabtu 23 November 2024, kata pertahanan sipil Lebanon. Invasi ini mengguncang ibu kota ketika Israel mengklaim melancarkan serangannya terhadap kelompok Hizbullah, meski korban jatuh mayoritas warga sipil.

Serangan itu menghancurkan sebuah gedung delapan lantai dan menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka, kata Kantor Berita Nasional Lebanon. Rekaman yang disiarkan oleh stasiun televisi Al Jadeed di Lebanon menunjukkan setidaknya satu bangunan hancur dan beberapa bangunan lainnya rusak parah di sekitarnya.

Israel menggunakan bom penghancur bunker dalam serangan tersebut, sehingga meninggalkan lubang yang dalam, kata badan tersebut. Aorma bahan peledak tersebar di Beirut hingga beberapa jam setelah serangan itu.

Ledakan tersebut mengguncang ibu kota sekitar pukul 04.00 tanpa peringatan dari militer Israel. Sumber keamanan mengatakan setidaknya empat bom dijatuhkan dalam serangan itu.

Serangan ini menandai serangan udara keempat Israel pada minggu ini yang menargetkan wilayah tengah Beirut, berbeda dengan sebagian besar serangan Israel di wilayah ibu kota, yang melanda pinggiran selatan yang dikuasai Hizbullah. Pada Ahad, serangan udara Israel menewaskan seorang pejabat media Hizbullah di distrik Ras al-Nabaa di Beirut tengah.

Tim penyelamat mencari korban melalui puing-puing, di area kota yang terkenal dengan toko barang antiknya.

Seorang pria yang keluarganya terluka mencoba menghibur seorang wanita yang mengalami trauma di luar rumah sakit. Kaca jendela mobil pecah.

“Ada debu dan rumah hancur, orang-orang berlarian dan berteriak, mereka berlarian, istri saya di rumah sakit, anak perempuan saya di rumah sakit, bibi saya di rumah sakit,” kata pria tersebut, Nemir Zakariya, yang mengacungkan foto putrinya.

“Ini si kecil, dan putra saya juga terluka – ini putri saya, dia berada di Universitas Amerika (Pusat Medis Beirut), inilah yang terjadi.”

Israel melancarkan invasi besar-besaran terhadap Hizbullah di Lebanon pada September, setelah hampir satu tahun permusuhan lintas batas yang dipicu oleh perang Gaza, menghantam wilayah luas Lebanon dengan serangan udara dan mengirim pasukan ke selatan.

Serangan Israel menewaskan sedikitnya 62 orang dan melukai 111 orang di Lebanon pada hari Kamis, sehingga jumlah korban jiwa sejak Oktober 2023 menjadi 3.645 orang tewas dan 15.355 orang luka-luka, kata kementerian kesehatan Lebanon.

Hizbullah dan pemerintah Lebanon menuduh Israel melakukan pengeboman tanpa pandang bulu yang menewaskan warga sipil. Israel membantah tuduhan tersebut dan mengatakan pihaknya mengambil banyak langkah untuk menghindari kematian warga sipil.

Serangan Hizbullah pada periode yang sama telah menewaskan lebih dari 100 orang di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Mereka termasuk lebih dari 70 tentara yang tewas dalam serangan di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan serta dalam pertempuran di Lebanon selatan, menurut Israel.

Konflik dimulai ketika Hizbullah melepaskan tembakan sebagai bentuk solidaritas dengan sekutunya di Palestina, Hamas, setelah kelompok itu melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

Mediator Amerika Serikat, Amos Hochstein, melakukan perjalanan ke Lebanon dan Israel minggu ini dalam upaya untuk menjamin gencatan senjata. Bekas tentara Israel itu mengindikasikan kemajuan telah dicapai setelah pertemuan di Beirut, sebelum bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz.

REUTERS

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |