Israel Gelontorkan Rp822 M untuk Google Cs demi Tutupi Kelaparan dI Gaza

1 hour ago 5

Dana itu dikucurkan Israel dalam bentuk kerjasama dengan Google, X, Outbrain, Teads.

Warga Palestina tersenyum saat membawa bantuan makanan yang diturunkan dari konvoi bantuan kemanusiaan di Kota Gaza, Ahad (27/7/2025). Militer Israel memulai jeda aktivitas militer taktis lokal di tiga wilayah berpenduduk padat di Gaza selama 10 jam sehari. Selama jeda aktivitas militer, bantuan kemanusiaan diizinkan masuk di Kota Gaza, Deir al-Balah dan Muwasi. Bantuan kemanusiaan Palestina dikirimkan melalui udara dan jalur darat. Seruan dunia menguat agar Israel membuka blokade bantuan kemanusiaan ditengah bencana kelaparan akut di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV — Pemerintah Israel dilaporkan telah menggelontorkan dana sebesar 50 juta dolar AS atau setara Rp822 miliar untuk mengonter narasi informasi tentang terjadinya kelaparan di Jalur Gaza. Dana tersebut dikucurkan Israel dalam bentuk kerja sama dengan Google, X, Outbrain, dan Teads. 

Berdasarkan laporan investigasi bertajuk "The new front of war: Inside Israel's digital 'hasbara' offensive" yang dipublikasikan Eurovision News Spotlight, pada Juni lalu, Israel's Exemption Committee menyetujui pengajuan biro iklan milik Pemerintah Israel, Lapam, untuk melancarkan kampanye informasi publik senilai 50 juta dolar AS dengan menggandeng Google, X, Outbrain, dan Teads. 

Dalam laporan investigasi itu, Israel disebut menggelontorkan dana sebesar 45 juta dolar AS untuk YouTube serta platform manajemen kampanye iklan Google Display & Video 360. Sebanyak 3 juta dolar AS dialokasikan ke X. Sementara itu, dua juta dolar AS lainnya untuk platform iklan Outbrain dan Teads. 

Laporan investigasi yang dirilis Eurovision News Spotlight menunjukkan bagaimana kampanye informasi yang disponsori Pemerintah Israel memanfaatkan media sosial, pemengaruh berbayar, dan tur militer untuk membentuk narasi global tentang Gaza. Dalam laporan tersebut, diekspose dokumen-dokumen relevan antara tahun 2018 hingga Juli 2025. 

Kumpulan dokumen tersebut menunjukkan bahwa biro iklan milik Pemerintah Israel, Lapam, menggunakan platform iklan Google dan Meta untuk mempromosikan narasi Pemerintah Israel serta mengonter kritik terhadap kebijakan dan operasi militer Tel Aviv melalui kampanye berbayar. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |