REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan seluruh identitas pelapor dalam kanal “Lapor Pak Amran” berada dalam perlindungan penuh. Ia memastikan kerahasiaan pelapor dijaga ketat di tengah meningkatnya laporan publik terkait berbagai permasalahan di sektor yang ia pimpin.
Amran menyampaikan kanal tersebut kini menerima lebih dari dua ribu laporan, termasuk temuan penyelundupan beras dan minyak goreng di Batam. “Pelapornya cuma saya dengan Tuhan. Itu kami jaga. Semua pelapor kerahasiaannya aman,” ujar Amran dalam konferensi pers di kediamannya, di Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Ia menuturkan laporan mengenai aktivitas mencurigakan di Batam diterima pada malam hari dan langsung diverifikasi. Melalui koordinasi cepat dengan Pangdam, Kapolda, Gubernur Kepri, Wali Kota Batam, hingga Dandim, aparat bergerak dan mengamankan puluhan ton beras, gula, serta minyak goreng dari kapal yang tidak memiliki dokumen.
Kasus tersebut menunjukkan peran vital masyarakat dalam mengawasi rantai pangan. Menurut Amran, laporan publik memungkinkan pemerintah bertindak dalam waktu singkat sebelum komoditas ilegal memasuki pasar dan memengaruhi harga.
Aduan yang masuk tidak hanya terkait penyelundupan. Ribuan laporan mencakup dugaan pupuk palsu, pungutan alat dan mesin pertanian, hingga praktik jual beli bantuan. Temuan yang telah diverifikasi ditindaklanjuti bersama Satgas Pangan dan pemerintah daerah, termasuk pencabutan sejumlah izin distribusi pupuk.
“Kalau ada pupuk palsu, pungutan traktor, atau penyalahgunaan benih, sampaikan ke kami. Bantuan itu gratis,” jelas Amran.
Ia menilai partisipasi publik sangat krusial untuk menjaga stabilitas dan kepercayaan petani. Pemerintah sedang mendorong produktivitas melalui regulasi Presiden Prabowo Subianto, penurunan harga pupuk 20 persen, serta percepatan bantuan benih dan alsintan. Situasi positif ini harus dijaga agar tidak terganggu praktik ilegal.
Motivasi petani, kata Amran, menjadi aspek penting strategi swasembada. Dengan basis petani mencapai ratusan juta orang, gangguan kecil dapat berpengaruh besar pada keputusan mereka untuk menanam.
“Kalau petani tidak percaya pada kita, mereka bisa berhenti produksi. Dampaknya sangat besar bagi negara,” ucapnya.
Amran menilai penindakan di Batam mencerminkan efektivitas kolaborasi pusat dan daerah. Ia menekankan pengawasan pangan akan terus diperkuat melalui koordinasi lintas-instansi, pemantauan lapangan, dan verifikasi setiap laporan masyarakat.
Ia kembali meminta publik untuk terus melaporkan dugaan penyimpangan di sektor pertanian. Setiap laporan, menurut dia, adalah kontribusi nyata bagi harga yang stabil dan keamanan pangan nasional. Kementan memastikan seluruh laporan yang valid ditindaklanjuti, sementara identitas pelapor tetap dijaga sebagai prinsip utama dalam pengawasan pangan berbasis partisipasi publik.

2 hours ago
7

















































