TEMPO.CO, Jakarta - Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terdapat delapan anggota Partai Golkar yang menjadi menteri. Adapun kader Golkar yang dilantik Prabowo sebagai menteri sebanyak delapan dan tiga wakil menteri. Kader Golkar yang masuk ke kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran, di antaranya ialah ketua umum Bahlil Lahadalia, wakil ketua umum Wihaji, Nusron Wahid, Maman Abdurrahman, dan Meutya Hafid.
Ada pula sejumlah nama kader Golkar yang pernah menjabat sebagai menteri di kabinet pemerintahan Jokowi. Mereka di antaranya Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto.
Sementara, kader Golkar yang menjabat sebagai wakil menteri ialah Christina Aryani, Dyah Roro Esti, dan eks Sekjen Golkar Lodewijk F. Paulus. Belakangan, politikus senior Golkar, Luhut Binsar Panjaitan juga dilantik oleh Prabowo sebagai Dewan Ekonomi Nasional.
Menurut Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa partainya yang berlambang pohon beringin itu mendapatkan jatah delapan kursi menteri di Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto karena memberikan jatah kursi Ketua MPR RI ke Partai Gerindra. "Ini (MPR) diambil, tapi kami juga minta yang lain," ujarnya.
Menurut dia, pertukaran jatah kursi hingga lobi-lobi untuk mendapatkan delapan kursi menteri itu tak lepas dari peran mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Menurutnya pemberian jatah kursi Ketua MPR RI dari Partai Golkar ke Gerindra hingga dijabat oleh Ahmad Muzani, telah melalui suatu konsensus.
"Nah karena sudah terjadi, saya buka semuanya saja," kata Bahlil saat menyampaikan sambutan di acara Hari Ulang Tahun Ke-60 Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024 dilansir dari Antara.
Semula, dia mengungkapkan bahwa Golkar hanya diproyeksikan mendapatkan lima kursi menteri dalam kabinet. Awalnya lima jatah menteri itu termasuk dirinya yang menjabat sebagai ketua umum partai, tetapi dia menolak kesepakatan tersebut.
"Kalau saya jadi Ketum Golkar kemudian jadi menteri mengambil jatah Ketum Golkar, berarti saya tidak memboboti Golkar, tapi saya kemudian mengurangi jatah Golkar. Saya nggak mau. Saya bilang, saya Ketua TKS (Tim Kemenangan Sinkronisasi Prabowo-Gibran), " kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.
Iklan
Kemudian, kata dia, kursi menteri yang akan didapat oleh Partai Golkar disepakati berjumlah enam kursi. Selain itu, dia mengatakan bahwa mantan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pun tetap dipertahankan untuk menjadi menteri karena memiliki kualitas yang luar biasa, sehingga kursi menteri bertambah menjadi tujuh.
Dan yang terakhir, menurutnya kursi Ketua MPR RI pun ditukar hingga menjadi jatah Partai Gerindra yang ia sebut sebagai partai sahabat. Dengan begitu, menurutnya jumlah menteri yang menjadi jatah bagi partai Golkar berjumlah delapan menteri. "Alhamdulillah jadi menjadi delapan. Jadi ini adalah sebuah kesempatan yang baik untuk kita mengabdi kepada pemerintahan," kata dia.
Bahlil juga bercerita ihwal jatah menteri yang didapat oleh eks ketua umum partainya, Airlangga Hartanto. Dia mengaku percaya diri jika Prabowo bakal melirik Airlangga masuk ke kabinetnya.
Bahlil berujar, sempat mendapat saran dari Aburizal Bakrie supaya memastikan jatah menteri Golkar kedelapan itu tidak berpindah tangan. Namun, kata Bahlil, dirinya percaya penuh dengan kualitas yang dimiliki Airlangga. "Enggak perlu dipastikan, barang ini (Airlangga) Insyaallah jadi, karena beliau punya kualitas yang baik," katanya.
ANANDA RIDHO SULISTYA | NOVALI PANJI NUGROHO I ANTARA
Pilihan Editor: Bahlil Ungkap Cerita di Balik Bagi-bagi Jatah Menteri Golkar