TEMPO.CO, Jakarta - Rapper Hollywood ternama Shawn Carter, atau lebih dikenal sebagai Jay-Z, akhirnya angkat bicara setelah namanya ditambahkan dalam gugatan perdata yang menuduhnya melakukan pemerkosaan terhadap seorang anak berusia 13 tahun pada 2000. Gugatan ini juga melibatkan Sean ‘Diddy’ Combs, yang sejak September lalu telah menghadapi berbagai tuduhan terkait pelecehan seksual.
Jay-Z Khawatir Soal Istri dan Anaknya
Dalam pernyataan yang diunggah pada Ahad, 8 Desember 2024 melalui akun X perusahaan manajemennya—Roc Nations, Jay-Z mengungkapkan kekhawatirannya atas dampak tuduhan ini terhadap keluarga kecilnya, termasuk sang istri, penyanyi Beyonce, serta ketiga anak mereka, yang berusia 12 tahun, dan si kembar berusia 7 tahun.
"Yang paling menyakitkan hati saya adalah untuk keluarga saya," tulis Jay-Z. "Saya dan istri saya harus menjelaskan kepada anak-anak kami, salah satunya berada di usia di mana teman-temannya pasti akan melihat pemberitaan ini dan bertanya soal tuduhan kejam ini.”
Kronologi Gugatan dan Tuduhan
Dilansir dari laporan NBC News pada 8 Desember, gugatan perdata diajukan di Pengadilan Distrik Selatan New York oleh seorang perempuan yang disebut Jane Doe. Ia mengklaim bahwa dirinya diperkosa oleh Jay-Z dan Sean ‘Diddy’ Combs di sebuah pesta usai acara MTV Video Music Awards 2000 di New York. Jane Doe juga menyebut ada seorang selebritas perempuan yang ikut menyaksikan kejadian tersebut, namun ia tak mengungkap namanya.
Sebelumnya, People juga mencatat bahwa gugatan tersebut pertama kali diajukan pada 20 Oktober 2024 dengan nama dua selebritas dirahasiakan, namun hanya mencantumkan Sean ‘Diddy’ Combs sebagai terdakwa. Kemudian pada 8 Desember, pengaduan tersebut ikut menyeret nama Jay-Z.
Jane Doe, melalui pengacaranya, Tony Buzbee, meminta ganti rugi yang tidak disebutkan nominalnya. Tony juga mengungkapkan bahwa ia mewakili lebih dari 100 korban lainnya yang menuduh Diddy melakukan berbagai bentuk pelanggaran, termasuk perdagangan manusia dan pemerkosaan. Saat ini, Diddy masih ditahan di Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn atas dakwaan perdagangan manusia dan pemerasan, dengan jadwal sidang pada 5 Mei 2025.
Dalam pernyataan resminya, tim hukum Diddy menyebut tuduhan Jane Doe sebagai strategi memalukan untuk mencari perhatian. Mereka juga menekankan keyakinan pada integritas proses hukum. "Kebenaran akan terungkap di pengadilan: bahwa Tuan Combs tidak pernah melakukan pelecehan seksual atau perdagangan manusia terhadap siapa pun — pria atau wanita, dewasa atau anak di bawah umur,” ungkap tim hukumnya.
Jay-Z Menyebut Tuduhan sebagai Pemerasan
Dalam pernyataan sebelumnya di X, Jay-Z juga menuduh bahwa tuduhan ini adalah bentuk pemerasan yang dirancang untuk memanfaatkan ketakutan figur publik terhadap pemberitaan negatif. "Apa yang diperhitungkan (Tony Buzbee) adalah bahwa sifat tuduhan ini dan sorotan publik akan membuat saya ingin menyelesaikannya secara damai. Tidak! Ini justru membuat saya ingin mempermalukan anda sebagai penipu di depan publik," tulisnya.
Ia juga menantang pengacara Jane Doe itu untuk membawa kasus ini ke ranah pidana, alih-alih perdata. "Siapa pun yang melakukan kejahatan seperti ini terhadap anak di bawah umur seharusnya dipenjara, bukan begitu?” tulis pelantun ‘Empire State of Mind’ itu melanjutkan.
Jay-Z juga menuding Tony Buzbee, melakukan tindakan yang tidak profesional. "Kami tidak bermain-main dengan hal seperti ini. Kami memiliki kode etik yang ketat. Kami melindungi anak-anak,” ungkapnya. Ia bahkan menyebut tuduhan ini sebagai teori konspirasi yang tidak berdasar. "Jika bukan karena keseriusan masalah terkait anak-anak, tuduhan ini akan terlihat menggelikan," tulisnya.
Tanggapan dari Tony Buzbee
Tony Buzbee, dalam pernyataan terpisah yang diunggah di X pada Senin, 9 Desember 2024, menanggapi pernyataan Jay-Z. Ia menuduh rapper tersebut berupaya menekan dan mengintimidasi kliennya. "Apa yang tidak ia katakan dalam pernyataannya adalah bahwa firma saya mengirim surat tuntutan kepada pengacaranya atas nama seorang korban dan korban itu tidak pernah meminta uang darinya. Ia hanya mencari mediasi yang bersifat rahasia," tulis Tony.
Ia juga memuji keteguhan hati kliennya dalam menghadapi kasus tersebut. "Sejak saya mengirim surat atas namanya, Mr. Carter tidak hanya menggugat saya, tapi ia juga mencoba menindas dan melecehkan saya serta penggugat ini. Tindakannya justru membuat penggugat semakin berani," ungkapnya.