TEMPO.CO, Jakarta -
Kabinet Gemoy Para Bohir
Halo pembaca,
Akhirnya, Prabowo Subianto resmi menjadi presiden Indonesia ke-8 pagi ini. Akhirnya, ia menggantikan Jokowi, setelah gagal dua kali melawannya, setelah dua kali pemilihan presiden yang melahirkan polarisasi di masyarakat yang sengit, setelah melalui drama Pemilu yang saling menjatuhkan. Prabowo bisa meraih cita-citanya setelah bersekutu dengan Jokowi dengan menggandeng anaknya sebagai wakil presiden. Biaya Rp 47 triliun dalam pemilu 2014 dan 2019, selesai dengan persekutuan keduanya.
Prabowo jadi presiden dengan membukukan kemenangan fantastis: 58 persen suara. Barangkali karena angka yang membahagiakan itu, Prabowo ingin membahagiakan pendukungnya, terutama para pemodal yang membantunya dalam kampanye. Ia memanggil lebih dari 100 orang menjadi menteri dan wakil menteri.
Ada empat pintu masuk ke dalam kabinet Prabowo: teman-teman, kolega, keluarga, dan partai. Teman-teman adalah Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, teman Prabowo sejak di Akademi Militer. Pintu masuk kolega adalah Burhanuddin Abdullah, mantan Gubernur Bank Indonesia. Keluarga masuk melalui adiknya, pengusaha Hashim Djojohadikusumo. Sementara partai melalui Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Prabowo bertekad memboyong para pengusaha dalam ke dalam kabinetnya, terutama mereka yang membantu pembiayaan kampanye. Juga, para profesional yang disokong oleh pengusaha. Haji Isam, pengusaha batu bara dan food estate di Papua, meminta Prabowo menyediakan empat kursi bagi orang-orangnya.
Setelah seleksi melalui wawancara, Prabowo menggelar Hambalang Retreat. Ia mengundang para konsultan politik dari Rumania yang terlibat dalam lembaga konsultan yang merancang materi kampanyenya. Para calon menteri puyeng mendengar materi pelajaran itu. Sementara Prabowo duduk di belakang peserta mengawasi mereka.
Hambalang Retreat yang semula akan digelar dua hari, hanya berlangsung sehari. Para menteri bosan mendengar ceramah pemateri dalam bahasa Inggris. Mereka sudah cukup bahagia dipanggil Prabowo, meski susunan menteri bisa berubah saat pengumuman.
Di antara menteri yang dipanggil tak ada calon dari Partai NasDem dan PDI Perjuangan. Sampai pekan lalu, kedua partai ini belum menyatakan diri bergabung dalam koalisi Prabowo. Namun, oposisi mereka bukan ideologis, melainkan kepentingan semata. Atas dasar apa Prabowo menyusun kabinet besarnya? Apakah ini strategi menyenangkan semua pihak di awal pemerintahan?
Selamat membaca.
Bagja Hidayat
Wakil Pemimpin Redaksi
OPINI
Kabinet Politik Antah-Berantah
Prabowo Subianto membentuk kabinet besar. Untuk apa?
LAPORAN UTAMA
Iklan
Para Bohir di Belakang Pemilihan Menteri Kabinet Prabowo
Jumlah menteri di kabinet Prabowo bertambah banyak. Pengusaha tambang Haji Isam ditengarai mendapat jatah menteri.
Mengapa PDIP Tak Bergabung dalam Kabinet Prabowo
Megawati Soekarnoputri tak sreg kader PDIP masuk kabinet Prabowo. Pramono Anung berkomunikasi dengan Prabowo.
Tangan Jokowi di Kabinet Prabowo
Presiden Jokowi menitipkan orang kepercayaannya masuk kabinet Prabowo. Sejumlah “relawan” juga mendapat jabatan.
Mengapa Listyo Sigit Menjadi Kapolri Pilihan Prabowo
Prabowo Subianto mempertahankan Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri. St. Burhanuddin juga masih jadi Jaksa Agung.
Baca berita selengkapnya di Majalah Tempo:
Kabinet Politik Antah-Berantah
Para Bohir di Belakang Pemilihan Menteri Kabinet Prabowo
Mengapa PDIP Tak Bergabung dalam Kabinet Prabowo