CANTIKA.COM, Jakarta - Fenomena Ara, seorang TikToker cilik yang menuai kontroversi di media sosial, telah menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet. Ara, yang memiliki nama lengkap Sanaara Gelora Pratama, adalah seorang anak berusia 5 tahun yang viral di TikTok karena kemampuannya berkomunikasi dan berdiskusi dengan pemikiran yang matang untuk usianya. Ia adalah putri dari Billi Sandi Pratama dan Mega Vallentina.
Banyak pihak mempertanyakan peran orang tua dalam membimbing anak di era digital, serta dampak jangka panjang yang mungkin timbul dari eksposur media sosial sejak usia dini. Kasus ini tidak hanya membuka mata publik tentang pentingnya pendampingan orang tua, tetapi juga menjadi refleksi terhadap pola asuh yang ideal dalam membesarkan anak.
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pola Asuh Anak
Mengasuh anak bukan hanya soal memenuhi kebutuhan dasar mereka, tetapi juga bagaimana membentuk karakter dan perilaku yang baik. Menurut Psikolog Anisa Cahya Ningrum, menanggapi bahwa kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi semua bahwa mengasuh anak membutuhkan pemahaman dan seni tersendiri.
“Orang tua memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan perilaku anak. Ada kesempatan besar untuk menjadikan anak tumbuh dan berkembang seperti yang diinginkan,” ujar Anisa kepada Cantika, Sabtu, 29 Maret 2025.
Sayangnya, tidak semua orang tua memiliki pemahaman yang cukup tentang ilmu parenting. Dalam banyak kasus, orang tua tanpa sadar membawa "kopor" pengalaman masa lalu yang mempengaruhi cara mereka mengasuh anak. Ada yang berusaha memperbaiki pengalaman kurang menyenangkan di masa kecilnya, namun tanpa disadari justru menjadi tidak terkendali.
Beberapa orang tua juga mungkin tidak menyadari bahwa pola asuh yang diterapkan adalah hasil refleks dari cara mereka dibesarkan. Hal ini bisa menyebabkan anak menjadi “korban” ambisi orang tua, tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan anak itu sendiri. Seharusnya, anak tidak menjadi alat bagi ambisi orang tua, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya.
Menghentikan Aktivitas Media Sosial dan Mencari Pendampingan Profesional
Melihat polemik yang terjadi, langkah yang paling bijak bagi orang tua Ara saat ini adalah menghentikan sementara aktivitas media sosial anak. Orang tua perlu mengambil waktu untuk merenung dan mencari pendampingan profesional dari psikolog.
“Ini adalah kesempatan baik untuk berdiskusi dengan psikolog, agar dapat merefleksikan hal-hal apa yang diinginkan orang tua dalam pembentukan karakter anak. Selain itu, orang tua juga bisa mendapatkan panduan bagaimana menemani dan menstimulasi anak secara optimal dalam tumbuh kembangnya,” lanjut Nisa.
Selain itu, pendampingan psikolog juga bisa membantu orang tua memahami cara melindungi anak dari risiko bullying yang mungkin akan terus ia alami akibat kontroversi ini. Tidak hanya anak, tetapi orang tua pun berpotensi menghadapi tekanan sosial yang tinggi. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk berdiskusi dengan ahli mengenai risiko-risiko yang mungkin timbul dan cara mengantisipasinya.
Pola Asuh yang Sehat dan Seimbang
Dalam pengasuhan anak, orang tua perlu mempertimbangkan berbagai aspek tumbuh kembang yang harus distimulasi secara proporsional. Aspek-aspek tersebut meliputi:
Fisik: Kesehatan dan kebugaran tubuh anak
Emosi: Kemampuan mengenali dan mengelola perasaan
Kognitif: Perkembangan intelektual dan kemampuan berpikir
Sosial: Kemampuan berinteraksi dengan lingkungan
Moral: Pemahaman tentang nilai-nilai dan norma yang berlaku
Bahasa: Kemampuan berkomunikasi secara efektif
Psikoseksual: Kesadaran terhadap identitas diri dan batasan persona
Setiap anak memiliki keunikan tersendiri, dan orang tua perlu peka terhadap kelebihan serta kekurangan anak. Mengoptimalkan kelebihan anak tanpa mengabaikan kekurangan mereka akan membantu membangun rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.
"Dalam pengasuhan, orang tua perlu mengetahui bahwa anak juga memiliki hak atas kebutuhannya untuk disayangi, divalidasi, mengekspresikan diri, mendapatkan kesenangan, dan memperoleh bimbingan atas batasan-batasan dan kendali dalam perilakunya," ucap Nisa.
Kasus Ara memberikan banyak pelajaran berharga tentang pentingnya kesadaran orang tua dalam mendidik anak di era digital. Dengan memahami bahwa anak bukan alat pemenuhan ambisi, serta memberikan stimulasi yang seimbang dalam tumbuh kembangnya, orang tua dapat membimbing anak menuju masa depan yang lebih baik. Jika orang tua merasa membutuhkan bantuan, mencari pendampingan profesional adalah langkah bijak untuk memastikan anak mendapatkan bimbingan yang tepat.
Kini, saatnya orang tua lebih bijak dalam mengasuh dan membimbing anak.
Pilihan Editor: Ketahui Pola Asuh di Era Digital Parenting, Simak 4 Tips untuk Orang Tua
NAJWA AZZAHRA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika