Kasus Dugaan Keracunan MBG di Gunungkidul, 19 Siswa Sempat Dirawat

2 hours ago 6

Ilutrasi anak keracunan | kreasi AI

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM Program makan bergizi gratis (MBG) di sejumlah sekolah di Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, kembali jadi sorotan setelah belasan pelajar mendadak mengalami keluhan kesehatan. Total 19 siswa dari jenjang SD, SMP hingga SMA sempat mual, pusing, hingga nyeri perut usai menyantap menu MBG pada Senin (15/9/2025).

Salah satu sekolah yang siswanya terdampak adalah SD/IT Dian Insani. Sekretaris Yayasan Dian Insani Gunungkidul, Santoso, mengatakan sekitar 10 siswanya sempat menunjukkan gejala sakit. “Keluhan muncul setelah anak-anak menerima jatah MBG pertama hari itu. Untungnya langsung mendapat penanganan di klinik dan esoknya mereka sudah bersekolah kembali,” kata Santoso, Rabu (17/9/2025).

Menurut Santoso, petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) segera datang ke sekolah setelah kejadian. Selain menyampaikan permintaan maaf, mereka juga membagikan vitamin kepada siswa yang terdampak. Ia menilai program MBG tetap dibutuhkan, hanya perlu penyesuaian teknis agar pembagian makanan tidak beririsan dengan jadwal makan siang sekolah. “Kalau bisa MBG dibagikan pagi, supaya tidak menumpuk dengan makan siang,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, membenarkan adanya kasus tersebut. Berdasarkan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan timnya pada Selasa (16/9/2025), ditemukan 19 anak penerima MBG mengalami gejala keracunan pangan. Rinciannya 15 siswa SD, 3 siswa SMP dan 1 siswa SMA. “Semua sudah dirawat di Puskesmas Semin I dan sekarang kondisi mereka sehat kembali,” ungkapnya.

Sebagai langkah lanjut, Dinkes telah mengirim sampel menu MBG ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta untuk diuji. Jenis makanan yang diperiksa antara lain nasi, semur tahu, ayam karaage, tumis wortel, melon, hingga air minum. “Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebabnya,” tambah Ismono.

Ia menegaskan pihaknya akan melakukan evaluasi lintas sektor agar kejadian serupa tidak terulang. Dalam sepekan terakhir, kata Ismono, ada dua insiden serupa yang tengah mereka kaji. “Kami ingin memastikan standar keamanan pangan program MBG benar-benar terjaga,” ujarnya.

Kejadian ini menjadi catatan penting bagi penyelenggara program agar terus memperketat pengawasan kualitas makanan, sekaligus menunjukkan perlunya kolaborasi erat antara sekolah, penyedia layanan gizi, dan dinas terkait. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |