SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan siswa SMPN 3 Berbah, Sleman, mengalami gejala mual, pusing hingga diare usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Dugaan sementara, makanan yang dikonsumsi tidak segera dimakan setelah diterima.
Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Muda Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Gunanto, menyebut ada jeda waktu cukup panjang antara saat makanan tiba di sekolah dan ketika benar-benar dimakan. “Idealnya, makanan harus habis dikonsumsi kurang dari empat jam setelah dimasak. Faktanya, kemarin jeda waktunya bisa sampai lima jam lebih,” ujarnya, Kamis (28/8/2025).
Menurut Gunanto, distribusi MBG di SMPN 3 Berbah dilakukan sekitar pukul 07.30 WIB. Seharusnya makanan disantap paling lambat pukul 11.30. Namun, sebagian siswa baru mengonsumsi menu tersebut sekitar pukul 12.00 siang.
Kondisi itu diyakini menjadi salah satu alasan mengapa kasus hanya terjadi di sekolah tersebut, meskipun menu yang dibagikan sama dengan sekolah lain. “Mungkin di sekolah lain sesuai aturan langsung dimakan, sehingga tidak muncul gejala,” jelasnya. Ia menekankan, hal ini bukan untuk mencari siapa yang salah, tetapi mengingatkan semua pihak agar disiplin menjalankan prosedur.
Dalam kejadian itu, total 137 orang terdampak, terdiri atas 135 siswa dan 2 guru. Mereka diduga mengalami keracunan setelah makan nasi kuning lengkap dengan lauk telur dadar, abon, tempe kering, timun, dan jeruk.
Sebagian besar siswa ditangani di sekolah dengan bantuan tenaga medis dari Puskesmas Berbah. Tiga orang sempat dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih lanjut, yakni satu ke RSUD Prambanan dan dua ke Puskesmas Berbah. Semuanya dalam kondisi rawat jalan.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama, menegaskan pentingnya mematuhi anjuran waktu konsumsi. “Kalau lewat empat jam, apalagi enam jam, risiko makanan terkontaminasi meningkat. Itu bisa memicu keracunan,” tegasnya.
Meski begitu, pihaknya belum bisa memastikan penyebab pasti karena tidak semua siswa bergejala. Diduga, ada sebagian yang tidak ikut makan, atau hanya mengonsumsi sebagian menu yang sudah terkontaminasi.
Saat ini, tim Dinkes Sleman telah melakukan penyelidikan epidemiologi, termasuk mengambil sampel makanan, memeriksa sumber air, serta menelusuri distribusi MBG ke lokasi lain untuk mencegah meluasnya kasus. “Kami juga akan memberikan rekomendasi pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Cahya. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.