Kebijakan Federasi Rusia Melestarikan Nilai-Nilai Spiritual dan Moralitas

3 hours ago 7

Oleh : Sergei G Tolchenov, Duta Besar Rusia untuk Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia modern bukan sekadar negara besar, melainkan negara-peradaban dengan sejarah yang membentang lebih dari seribu tahun. Pada hamparan Eurasia yang luas, sekitar 200 suku bangsa serta puluhan budaya dan agama hidup berdampingan secara damai. Rakyat kami menaruh penghargaan tinggi terhadap masa lalu, keterikatan antargenerasi, serta warisan budaya dan sejarah yang kaya, yang menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bangsa sekaligus landasan bagi pembangunan lebih lanjut.

Kami memandang dimensi budaya dan spiritual sebagai pondasi pembangunan berkelanjutan masyarakat serta sebagai bahasa universal dalam pergaulan internasional. Pada saat yang sama, kami mencermati upaya sebagian negara memanfaatkan platform pertukaran budaya beracuan pola Barat guna mendorong kepentingan dan agenda ideologis mereka. Kebijakan westernisasi yang berlebihan semacam itu secara terang-terangan menghambat terbentuknya tatanan dunia multipolar yang sejati serta penyinergian potensi peradaban.

Sebaliknya, Rusia menawarkan pendekatan alternatif yang berorientasi pada pelestarian tradisi, unsur-unsur budaya nasional, serta nilai-nilai keagamaan, spiritual, dan moral yang diwariskan para leluhur. Negara kami menginisiasi serangkaian program kemanusiaan bernuansa konseptual di luar kerangka budaya yang ditetapkan oleh Barat.

Salah satu peristiwa penting adalah penyelenggaraan babak final Intervision 2025 International Music Contest pada 20 September di Moskow, yang menghimpun para seniman dari 22 negara dari seluruh benua (kecuali Australia). Di antara peserta terdapat perwakilan dari Belarus, Brasil, Vietnam, Mesir, India, Tiongkok, Kuba, Afrika Selatan, dan negara-negara lain dengan total populasi lebih dari 4 miliar jiwa, yang membawakan lagu dalam bahasa nasional masing-masing. 

Berdasarkan keputusan dewan juri – yang terdiri atas perwakilan setiap negara peserta – serta hasil pemungutan suara pemirsa, pemenang kompetisi adalah penyanyi dari Vietnam, Duc Phuc, yang mengadaptasi epos nasional tentang pahlawan legendaris Thanh Giong ke aransemen musik modern dan membawakan komposisi tentang kecintaan pada tanah airnya. Pada 2026, “Intervision” akan menjadi tuan rumah Arab Saudi.

Sebagaimana ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Federasi Rusia Sergey Lavrov saat mengomentari hasil kompetisi, kami ingin agar hakikat manusia dan identitasnya dihormati dan diwujudkan melalui kontak yang bebas dengan sesama, sehingga bangsa-bangsa kita saling memperkaya melalui perjumpaan dengan nilai-nilai spiritual masing-masing.

Selain itu, Eaurasian Academy of Cinematographic Arts tengah memfinalkan persiapan untuk penyelenggaraan perdana Open Eurasian Film Award “Diamond Butterfly” pada 24 November di Moskow. Penghargaan ini digagas oleh Kementerian Kebudayaan Federasi Rusia dan Yayasan Kebudayaan Rusia, dengan penggagas utama sutradara terkemuka Nikita S Mikhalkov.

Lebih dari 20 negara – terutama dari kawasan Global Selatan – telah bergabung dengan Deklarasi dan mengirimkan film untuk mengikuti seleksi kompetisi. Tujuan penghargaan ini adalah mengingatkan dunia akan misi sejati sinema: menyuarakan nilai, budaya, dan makna kemanusiaan universal, dengan menempatkan keberhasilan komersial sebagai prioritas kedua. Sejalan dengan itu, perhatian khusus diberikan kepada film yang mengangkat kebudayaan, sejarah, dan tradisi negara-negara serta membentuk rujukan moral-spiritual. Seluruh penerima penghargaan akan memperoleh hadiah uang dan simbol “Diamond Butterfly” – patung yang dihiasi 5.000 batu mulia. Pemenang kategori «Film Terbaik” akan menerima hadiah senilai 1 juta dolar AS. Kami berharap Indonesia akan menjadi salah satu negara peserta dalam ajang tersebut.

Federasi Rusia menyambut dan mendorong penguatan persahabatan internasional, toleransi, dan pertukaran antarbudaya, dengan memberikan perhatian khusus pada kontak pemuda. Pada 2024, lebih dari 150 pelajar, mahasiswa, dan anak-anak dari berbagai penjuru Indonesia berpartisipasi dalam World Youth Festival di Sochi. Tindak lanjut pasca-festival terus dilaksanakan secara aktif. Tahun ini, berbagai kegiatan di sejumlah kota di Rusia akan mempertemukan lebih dari 2.000 peserta Festival Sochi, antara lain All-Russian Youth Education Forum “SHUM”, World Youth Festival Assembly, International Youth Forum «Eurasia Global», dan agenda lainnya. Pada 6 Oktober, para peserta pertemuan tersebut berkumpul di kediaman Duta Besar Rusia untuk saling berbagi pengalaman dan rencana ke depan.

Bulan lalu, saya secara pribadi berkesempatan melepas di Bandar Udara Internasional Soekarno – Hatta delegasi terkemuka dari Pesantren Bina Insan Mulia menuju Saint Petersburg untuk berpartisipasi dalam International Sports Games of the Holy Blessed Prince Alexander Nevsky. Tujuan utama ajang ini adalah menghadirkan suasana interaksi lintas agama yang hangat dan bersahabat bagi para atlet muda, serta memperkenalkan nilai-nilai tradisional kami yang dalam banyak hal sejalan dengan nilai-nilai Indonesia. Tim Indonesia dianugerahi penghargaan atas semangat juang untuk meraih kemenangan.

Saya ingin menegaskan bahwa inisiatif-inisiatif nasional yang disebutkan di atas tidak dimaksudkan untuk dipertentangkan dengan format internasional lainnya, melainkan menawarkan alternatif yang bermartabat bagi mereka yang berupaya mewujudkan pengembangan pribadi yang berkelanjutan berdasarkan tradisi nasional yang inklusif, sekaligus membangun ruang budaya multipolar yang sejati.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |