Kehadiran TNI di Forum Mahasiswa Picu Polemik, TNI Bilang Diundang, BEM:  Kami Tak Mengundang!

2 weeks ago 15

8000 Hoki Online Daftar server Slot Maxwin Indonesia Terkini Sering Lancar Jackpot Non Stop

hoki kilat List Login situs Slot Gacor Malaysia Terbaru Mudah Lancar Scatter Full Setiap Hari

1000hoki Data Akun situs Slots Gacor Japan Terbaru Gampang Lancar Jackpot Full Non Stop

5000hoki Agen website Slots Maxwin Vietnam Terbaik Gampang Jackpot Full Online

7000 hoki List Situs web Slot Maxwin Vietnam Terbaik Pasti Win Full Banyak

9000 hoki List Demo website Slot Maxwin Japan Terpercaya Sering Lancar Jackpot Full Setiap Hari

Alternatif Daftar Slots Gacor basis China Terbaru Pasti Menang Non Stop

Idagent138 login Akun Slot Game Online

Luckygaming138 Daftar Id Slot Maxwin Terbaik

Adugaming Slot Maxwin Terpercaya

kiss69 Akun Slot Anti Rungkat

Agent188 Slot

Moto128 Daftar Slot Maxwin Terpercaya

Betplay138 Daftar Slot Game Terbaik

Letsbet77 Slot Maxwin Terpercaya

Portbet88 Slot Game

Jfgaming Id Slot Anti Rungkat Online

Mg138 Daftar Slot

Adagaming168 login Akun Slot Anti Rungkat Terpercaya

Kingbet189 Daftar Id Slot Maxwin Online

Summer138 Id Slot Game Online

Evorabid77 login Akun Slot Game

bancibet login Akun Slot Terbaik

Ilustrasi seragam TNI | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kehadiran personel TNI di kampus sampai sekarang masih menimbulkan kontroversi. Meski kerap hadir dalam berbagai kegiatan akademik, keberadaan prajurit berseragam di lingkungan kampus memicu kekhawatiran sejumlah pihak soal potensi intimidasi dan intervensi militer terhadap kebebasan berpikir mahasiswa.

Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) membantah tudingan tersebut. Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa prajurit yang hadir di kampus tidak membawa misi politik ataupun pengawasan terhadap kegiatan mahasiswa.

“Kehadiran prajurit di kampus tak berkaitan dengan pengesahan UU TNI,” ujarnya dalam pernyataan tertulis, Sabtu (19/4/2025).

Kristomei mencontohkan kehadiran Kolonel Ronald Sumendap dari Kodam IX/Udayana dalam sebuah diskusi RUU TNI di Universitas Udayana pada 25 Maret 2025. Menurutnya, kehadiran itu murni atas undangan dan untuk meluruskan berbagai pemahaman yang keliru soal rancangan undang-undang yang sedang dibahas.

“Diskusi itu wadah bertukar pikiran. Apa salahnya jika prajurit juga menjelaskan perspektifnya?” ujar Kristomei.

Namun pernyataan itu justru dipertanyakan oleh Ketua BEM FISIP Universitas Udayana, I Gede Eka Nugraha Baskara Putra. Ia menegaskan, panitia sama sekali tidak mengundang pihak TNI sebagai pemateri.

“Yang kami undang adalah civitas akademika—dosen, guru besar, dan mahasiswa. Kami pun terkejut ada prajurit datang dan ikut bicara di forum,” kata Eka.

Kritik lebih tajam disampaikan Ketua YLBHI, Muhammad Isnur. Ia menilai bantahan TNI tak cukup hanya dengan pernyataan. “Jika memang tidak ada niat mengintervensi, maka semestinya TNI melarang prajuritnya hadir dalam kegiatan kampus, apa pun dalihnya,” tegas Isnur.

Menurutnya, prinsip independensi kampus sebagai ruang berpikir kritis dan bebas dari tekanan harus dijaga. Kehadiran aparat berseragam bisa menciptakan atmosfer psikologis yang tidak netral, terutama di tengah isu sensitif seperti pembahasan revisi UU TNI.

Menanggapi hal itu, Kristomei kembali menekankan bahwa Mabes TNI tak pernah memberi perintah kepada prajurit untuk mengawasi atau memantau kegiatan mahasiswa. “Tidak pernah ada tugas seperti itu,” tegasnya.

Meski demikian, silang pendapat ini mencerminkan bahwa kehadiran TNI di ruang akademik masih menjadi isu yang belum tuntas. Antara narasi kehadiran sebagai bentuk partisipasi, dan kekhawatiran akan bayang-bayang militerisme, publik tampaknya menuntut transparansi yang lebih konkret.

www.tempo.co

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |