TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Hamas gugur di medan perang, Yahya Sinwar. Ia meninggal setelah 18 hari berperang melawan pasukan Israel. Yahya Sinwar setelah ditunjuk sebagai Kepala Biro Politik Hamas, ia disarankan untuk tetap berada di luar medan perang. Namun, ia memilih untuk bertempur. Pada Jumat, 18 Oktober 2024, Hamas, mengumumkan bahwa pemimpinnya di Gaza dan Kepala Biro Politik, Yahya Sinwar, telah tewas.
Pada Kamis, 17 Oktober 2024, militer Israel menyatakan telah membunuh Sinwar yang dianggap sebagai perancang serangan pada 7 Oktober 2023. Pada Jumat, 18 Oktober 2024, kelompok Hamas menonfirmasi gugurnya, Yahya Sinwar, dalam serangan udara Israel.
1. Pemimpin Berikutnya
Laporan Al Mayadeen, Hamas, telah menyiapkan pemimpin berikutnya setelah tewasnya Sinwar. Menurut sumber tersebut, ada tiga kemungkinan yang ada saat ini. Pertama, terpilihnya pelaksana tugas pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, atau wakil kepala kantor politik, Khalil al-Hayya. Kedua, pemilihan komite khusus untuk memimpin sampai perang di Jalur Gaza berakhir. Ketiga, pemilihan pemimpin yang tidak diumumkan.
2. Usulan untuk Solid
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning, menilai Palestina perlu memperkuat solidaritas dan soliditas antarfaksi setelah pemimpin gerakan Hamas Palestina, Yahya Sinwar, gugur. "Tidak peduli bagaimana situasinya berkembang, semakin penting bagi faksi-faksi Palestina memperkuat solidaritas dan komunitas internasional untuk memberikan dukungan yang kuat," kata Mao Ning, Jumat 18 Oktober 2024.
3. Perundingan
Amerika Serikat ingin memulai perundingan mengenai usulan untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Matthew Miller pada Kamis, 17 Oktober 2024, mengatakan perundingan ini merupakan imbas dari kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, yang disebutnya sebagai peristiwa besar.
Pemerintahan Joe Biden telah bekerja sama selama berbulan-bulan dengan mediator Qatar dan Mesir, namun tidak berhasil untuk mencoba mencapai kesepakatan yang mengharuskan Israel menghentikan operasi di Gaza dengan imbalan pembebasan sandera yang ditawan Hamas dalam serangan lebih dari setahun yang lalu. Menurut Miller, selama beberapa pekan belakangan, Yahya Sinwar, menolak untuk bernegosiasi.
4. Pernyataan Militer Israel
Iklan
Pernyataan militer Israel (IDF), Sinwar, tewas dalam aksi baku tembak setelah pengejaran intens selama satu tahun. Selama periode tersebut, militer Israel melacak pergerakan Sinwar yang terus berpindah di wilayah Gaza Selatan. Pada akhirnya, Sinwar, ditemukan dan tewas dalam operasi serangan di distrik Rafah.
"Setelah pengejaran selama setahun, pada 16 Oktober 2024, tentara IDF dari Komando Selatan melenyapkan, Yahya Sinwar, pemimpin organisasi teroris Hamas," bunyi pernyataan resmi IDF. Selama beberapa bulan belakangan, puluhan operasi dilakukan oleh IDF bersama badan keamanan internal Israel (ISA atau Shin Bet) untuk mempersempit ruang gerak Sinwar.
5. Melanjutkan Perjuangan
Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) berduka mendalam atas gugurnya, Sinwar, dan menyerukan persatuan dalam menghadapi konspirasi yang bertujuan menghapuskan perjuangan Palestina.
Kelompok Fatah, menegaskan bahwa kebijakan pembunuhan dan terorisme yang diadopsi oleh pemerintah Israel idak akan mematahkan semangat rakyat Palestina untuk mencari hak nasional mereka yang sah.
Kelompok Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina mengatakan gugurnya, Sinwar, adalah dorongan lanjutan bagi rakyat Palestina untuk terus melanjutkan perjuangan melawan tekanan dari Israel.
IDA ROSDALINA | LINDA LESTARI | SUCI SEKARWATI | ANTARA
Pilihan Editor: AS Siapkan Perundingan Gencatan Senjata Usai Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar