Kemendag: Realisasi Impor Bawang Putih Terkendala Pelemahan Rupiah dan Tingginya Harga Beli

6 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan mengungkapkan, realisasi impor bawang putih per Senin, 5 Mei 2025 sebesar 99.197 ton atau 31,40 persen dari alokasi persetujuan impor (PI) tahun ini sebanyak 315.889 ton untuk 51 perusahaan. Lambannya realisasi impor ditengarai menjadi penyebab harga produk hortikultura ini naik di pasaran.

"Kemendag secara rutin telah mengumpulkan importir yang sudah memiliki PI setiap minggu untuk memantau update pemasukan dan realisasi," ujar Direktur Bina Pasar Dalam Negeri di Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Nawandaru Dwi Putra dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) yang disiarkan secara daring, Senin, 5 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nawandaru menyatakan kementeriannya terus mendorong importir segera merealisasikan importasi. Selain itu, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag juga terus mengawasi distribusi bawang putih impor untuk memastikan ketersediaan pasokan di tingkat eceran dengan harga terjangkau.

Pada Mei 2025, Nawandaru menyebut rencana importasi bawang putih yang akan tiba sebesar 15.573 ton. Di tingkat importir, harga bawang putih di kisaran Rp 27.500 per kilogram untuk jenis honan dan Rp 33.500 per kilogram untuk jenis kating.

"Berdasarkan informasi importir, proses realisasi impor terkendala pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan tingginya harga beli dari produsen sehingga importir menunda pembelian," ujar Nawandaru dalam paparannya.

Karena itu, Kemendag merekomendasikan pengadaan cadangan pangan pemerintah bawang putih sebagai instrumen intervensi pemerintah sebagaimana Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 28 Tahun 2023 serta Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 591 Tahun 2024 untuk keperluan stabilisasi harga dan ketersediaan pangan.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta holding BUMN pangan ID Food mengimpor bawang putih dari Cina. Importasi ini bertujuan agar pemerintah memiliki cadangan pangan untuk produk hortikultura itu.

“Kami sudah minta ID Food untuk mempersiapkan. Kalau enggak salah terakhir kami minta sekitar 15 ribu atau 25 ribu ton supaya ada cadangan,” ujar Arief saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.

Arief mengatakan, penugasan impor bawang putih kepada ID Food ini diperlukan untuk mengintervensi harga. Berdasarkan Info Pangan Jakarta, harga bawang putih tembus Rp 49 ribu per kilogram, meninggalkan harga acuan Rp 38 ribu per kilogram.

Pengadaan cadangan bawang putih, menurut Arief, juga tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 tentang Cadangan Pangan Pemerintah. Beleid ini turut mengatur pengadaan cadangan pangan untuk beras, daging, gula, hingga jagung.

“Saya juga menyampaikan dalam forum bahwa BUMN itu memang salah satu fungsinya untuk stabilisator,” ujar eks Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia ini.

Ihwal kenaikan tak wajar harga bawang putih, Tempo pada pertengahan Maret lalu mengungkap penyebabnya. Lima orang importir yang tak mendapat jatah impor bawang bercerita, para importir penerima rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) dan surat persetujuan impor (SPI) menunda realisasi impor karena menghindari operasi pasar.

Pasalnya, harga yang didapat mereka dari Cina mencapai US$ 1.445 per ton. Dengan kurs dolar Amerika Serikat 16.400, harga bawang putih dari Negeri Tirai Bambu sebesar Rp 23.698.000 per ton atau hanya Rp 23.698 per kilogram. Harga belakangan bahkan turun hingga US$ 1.140 per ton.

Ditambah tetek-bengek biaya transportasi, total kocek yang harus dirogoh importir hingga bawang putih sampai ke gudang mereka mencapai Rp 25.198 per kilogram. Dari sini, harga jual di tingkat importir mencapai Rp 33.500 per kilogram. Harga ini lebih tinggi dari harga yang dipatok pemerintah untuk operasi pasar, yakni Rp 32 ribu per kilogram.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |