BOGOR, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kementerian Keuangan menegaskan keluarnya dana asing dari pasar surat berharga negara (SBN) dalam beberapa pekan terakhir tidak mengguncang stabilitas pasar obligasi pemerintah.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Suminto, menuturkan bahwa arus keluar modal (capital outflow) yang terjadi baru-baru ini masih tergolong wajar. Ia memastikan bahwa kondisi pasar SBN secara keseluruhan tetap menunjukkan tren positif dengan dukungan kuat dari investor domestik.
“Untuk pasar SBN year to date, kita masih mencatat inflow sebesar Rp 22,76 triliun. Memang dalam beberapa pekan terakhir ada outflow, tapi tidak signifikan,” ujar Suminto dalam media gathering di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).
Menurutnya, pergerakan dana asing yang keluar dari pasar SBN terjadi selama lima pekan beruntun, mulai awal September hingga awal Oktober 2025. Berdasarkan data DJPPR, arus keluar terbesar tercatat pada periode 29 September–2 Oktober 2025, mencapai Rp 9,16 triliun. Sebelumnya, aliran keluar juga terjadi pada 1–3 September (Rp 7,69 triliun), 8–11 September (Rp 5,45 triliun), 15–18 September (Rp 5,49 triliun), dan 22–25 September (Rp 2,16 triliun).
Meski begitu, Suminto menegaskan bahwa pasar domestik masih mampu menahan dampak dari pergerakan tersebut. Investor lokal justru mengambil alih sebagian besar surat berharga yang dilepas oleh investor asing. “Pasar dalam negeri kita sangat tangguh, bahkan mampu menjaga yield tetap dalam tren menurun,” jelasnya.
Data terbaru menunjukkan bahwa imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun per 3 Oktober 2025 turun ke 6,30 persen, dibanding posisi 26 September yang berada di 6,43 persen. Sementara premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun juga menyusut dari 83,04 basis poin menjadi 78,87 basis poin pada periode yang sama.
“Fakta bahwa yield tetap turun menunjukkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia masih tinggi. Jadi, meski ada dana asing keluar, itu tidak berdampak besar terhadap stabilitas pasar kita,” ujar Suminto.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) juga melaporkan adanya arus modal keluar bersih senilai Rp 9,76 triliun selama periode 29 September–2 Oktober 2025. Dana tersebut terdiri dari Rp 3,31 triliun dari pasar saham dan Rp 9,16 triliun dari pasar SBN. Namun, sebagian diimbangi oleh aliran masuk ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 2,71 triliun.
Secara kumulatif, sejak awal tahun hingga 2 Oktober 2025, pasar saham dan SRBI mencatat aliran keluar bersih masing-masing Rp 53,43 triliun dan Rp 128,4 triliun. Sebaliknya, pasar SBN masih membukukan inflow bersih sebesar Rp 24,39 triliun.
Dengan capaian tersebut, Kementerian Keuangan menilai kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi nasional masih kuat. “Kondisi ini menjadi bukti bahwa instrumen keuangan kita tetap menarik, baik bagi investor asing maupun domestik,” tutup Suminto. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.