(Beritadaerah – Nasional) Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/8) mengatakan: “Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan vokasi. Tujuannya adalah menghasilkan SDM yang kompeten, adaptif terhadap perkembangan teknologi dan memiliki daya saing global.”
Menperin menegaskan, menghadapi berbagai tekanan ekonomi global, industri manufaktur mampu membuktikan peran vitalnya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Data BPS, pada triwulan II tahun 2025, menunjukkan industri pengolahan nonmigas mencatat pertumbuhan sebesar 5,60 persen (year-on-year) atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen.
Pada periode yang sama, industri pengolahan nonmigas memberikan kontribusi terhadap PDB nasional juga naik dari 16,72 persen pada kuartal II tahun 2024 menjadi 16,92 persen pada kuartal II tahun 2025.
“Peningkatan kualitas SDM merupakan investasi jangka panjang untuk memperkuat struktur industri nasional. Oleh karena itu, pentingnya pembangunan SDM dalam mewujudkan industri pengolahan nonmigas yang tangguh, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat global,” tutur Menperin.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan menyampaikan, Kemenperin telah mengembangkan berbagai inisiatif vokasi industri seperti program link and match antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan perusahaan, pembangunan politeknik industri di berbagai daerah, hingga pelatihan berbasis kompetensi yang mengacu pada standar global.
Saat ini, Kemenperin menaungi 11 politeknik, 2 akademi komunitas, 9 SMK, dan 7 Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di berbagai wilayah.
“Keberadaan unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri di lingkungan Kemenperin ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri. Setiap masing-masing unit pendidikan, kami tetapkan spesialisasinya di bidang industri tertentu,” imbuhnya.
Seluruh unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri milik Kemenperin memiliki program-program yang unggul dan diminati masyarakat. Sebab, para lulusannya langsung diterima kerja di perusahaan industri.
Salah satunya Politeknik ATI Makassar, pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2025, jumlah pendaftarnya mencapai 12.191 orang. “Dengan jumlah mahasiswa baru yang diterima sebanyak 438 orang, maka rasio penerimaan mencapai 1:27, atau 1 kuota mahasiswa baru diperebutkan oleh 27 orang,” ungkap Masrokhan.
Sebanyak 438 mahasiswa tersebut, akan mengisi empat program studi, yakni Teknik Manufaktur Industri Agro sebanyak 140 orang, Teknik Industri Agro (91 orang), Teknik Kimia Mineral (93 orang), dan Otomasi Sistem Permesinan (114 orang).
Program kelas industri merupakan implementasi nyata link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat kesiapan mahasiswa untuk memasuki pasar kerja maupun menjadi wirausahawan yang tangguh.