(Beritadaerah – Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong agar industri kecil dan menengah (IKM), khususnya yang bergerak di bidang alat angkut seperti komponen otomotif, bisa lebih bersaing. Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah memastikan ketersediaan bahan baku logam yang sesuai standar, harganya terjangkau, dan pasokannya lancar.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan bahwa dengan dukungan ini, IKM alat angkut bisa bekerja lebih efisien dan siap masuk ke jaringan industri otomotif nasional maupun global.
Salah satu wujud nyatanya adalah penguatan Material Center di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengembangan Industri Logam (PILOG) di Purbalingga, Jawa Tengah. Fasilitas ini menjadi pusat penyedia bahan baku logam bagi IKM, dengan kualitas terjamin dan harga bersaing.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menjelaskan bahwa Material Center ini sangat penting dalam menjaga kelancaran pasokan bahan baku untuk industri otomotif. “IKM kini bisa lebih mudah mendapatkan bahan baku yang bagus dan harganya bersaing,” ujarnya.
Menurut Reni, industri otomotif Indonesia masih punya peluang besar untuk tumbuh, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan bahwa ekspor sepeda motor dan komponennya pada Juli 2025 mencapai angka tertinggi sepanjang tahun ini.
- Capaian ekspor tersebut meliputi:
- 50.042 unit sepeda motor CBU (completely built-up)
- 678.227 unit CKD (completely knocked-down)
- 12.972.706 unit komponen (part by part)
Total ekspor dari Januari–Juli 2025 telah mencapai jutaan unit, membuktikan bahwa produk otomotif Indonesia makin diminati pasar global.
“Dengan pasokan bahan baku yang lebih terjamin, IKM punya peluang besar untuk ikut terlibat dalam rantai pasok global,” lanjut Reni.
Ia juga mengajak para pelaku IKM untuk terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan industri otomotif, khususnya peralihan ke kendaraan listrik. Ia berharap IKM bisa mengadopsi cara kerja industri modern, termasuk produksi massal yang efisien, menjaga kualitas, biaya, dan pengiriman.
Reni juga berharap semakin banyak pelaku IKM yang memanfaatkan layanan di PILOG Purbalingga. “Jika dikelola dengan baik dan transparan, fasilitas ini bisa mendukung kebutuhan bahan baku dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Purbalingga,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut, Dini Hanggandari, mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan penyedia bahan baku logam seperti:
- PT Hanwa Steel Service Indonesia
- PT Tatalogam Lestari
- PT Supra Teratai Metal
Kerja sama ini telah menghasilkan pengiriman perdana bahan baku sebanyak 8 ton pada 20 Agustus 2025. Setelah itu, tim ahli juga sudah turun untuk menata ulang sistem distribusi dan gudang agar lebih efisien.
“Ketersediaan bahan baku adalah kunci agar IKM bisa terus berproduksi. Kami ingin IKM fokus pada peningkatan kualitas dan kapasitas produksi,” kata Dini.
Langkah selanjutnya, akan dipasang sistem pelacakan bahan baku menggunakan aplikasi Inventory dan GPS Tracking. Sistem ini akan memantau pergerakan bahan secara langsung, sehingga proses distribusi lebih transparan, tepat waktu, dan hemat biaya.
Dini menutup dengan harapan bahwa langkah ini akan membawa manfaat besar, termasuk membuka lapangan kerja baru. Ia juga berharap model pengelolaan seperti ini bisa diterapkan di wilayah lain agar lebih banyak IKM yang berkembang dan siap bersaing di industri otomotif, baik nasional maupun internasional.