Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Arif Satria di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini mempersilahkan peneliti kembali ke daerahnya masing-masing. BRIN menilai, kebijakan ini dapat membantu peneliti sekaligus daerah asalnya.
Kebijakan ini baru diambil setelah Arif Satria memimpin BRIN. Kebijakan itu berbanding terbalik di awal 2025 di mana semua peneliti BRIN disentralisasi di pusat riset.
Arif menyebut peneliti di BRIN sebagian berasal dari daerah. Tapi karena kebijakan pemusatan peneliti sempat menyebabkan aset BRIN atau kantor penelitian di daerah kurang optimal karena ditinggalkan oleh penelitinya.
"Kita harapkan para peneliti bisa kemudian memanfaatkan aset tersebut untuk melakukan riset-riset di daerah, untuk membangun daerah, kemudian yang paling penting lagi adalah memperkuat ekonomi daerah dengan riset-riset inovasi yang ada," kata Arif dalam sesi wawancara khusus dengan Republika pada Senin (1/12/2025).
Arif berharap pulangnya para peneliti dapat memberi solusi atas masalah di kampungnya. Arif ingin peneliti hadir dan memberi manfaat bagi kampungnya.
"Jadi hal yang paling penting sebenarnya dengan riset di daerah itu adalah memberikan solusi atas persoalan daerah," lanjut Arif.
Arif selama ini menyadari banyak persoalan yang dihadapi daerah. Padahal pembangunan menurut Arif sejatinya terletak di daerah, bukan di pusat.
"Kalau kita ingin menjadi bangsa besar, ekonomi bagus, maka ekonomi daerah harus kuat. Sehingga masalah-masalah spesifik di daerah itu yang harus diatasi," ujar Arif.
Arif mencontohkan saat menjadi rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) pernah membuat kebijakan 'Dosen Pulang Kampung'. Lewat kebijakan itu, Arif membiarkan dosen berinovasi di kampungnya masing-masing. Mereka pun mendapatkan insentif atas kerjanya di daerah.
"Saya di IPB membuat gebrakan berupa dosen pulang kampung. Kami memberikan insentif pada dosen yang ingin kembali ke kampung untuk membawa satu inovasi diterapkan di masyarakat," ujar Arif.
Arif juga meyakini upaya membangun ikatan antara peneliti, periset, dan masyarakat dapat mempercepat realisasi inovasi.
"Di sini banyak peneliti yang memang berasal dari daerah-daerah. Kemudian kami membuka opsi untuk bisa kembali ke daerah, untuk daerah-daerah memang ada aset BRIN," ujar Arif.

38 minutes ago
4















































