Kesalahan yang Bikin Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tak Akurat

18 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa kesalahan menyebabkan hasil pengukuran tekanan darah sendiri di rumah jadi tidak akurat. Menurut Asosiasi Jantung Amerika (AHA), rata-rata tekanan darah yang normal adalah 120/80 (sistolik/diastolik).

Tekanan darah tinggi atau hipertensi perlu diwaspadai jika tekanan darah sistolik antara 130-139 dan diastolik 80-89. Jika dibiarkan, hipertensi bisa memicu serangan jantung dan stroke, menurut AHA. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Melihat pasien yang salah data itu sangat umum. Penting untuk mengikuti instruksi standar dengan benar," kata Dr. Bradley Serwer, dokter jantung di VitalSolution di Maryland, Amerika Serikat.

Ia pun menyebut macam kesalahan berikut yang sering dilakukan pasien-pasiennya saat mengukur tekanan darah.

Posisi lengan yang salah
Posisi lengan yang salah bisa membuat tekanan darah lebih tinggi sehingga salah diartikan hipertensi. Fakta itu didukung riset terbaru oleh Johns Hopkins Medicine. Orang yang meletakkan lengan di pangkuan bisa mengalami kenaikan pembacaan angka sistolik hingga 4 mmHg sedangkan lengan yang agak menggantung bisa membuat hasil naik 7 mmHg. Untuk hasil yang akurat, letakkan tangan dengan benar di permukaan yang keras dengan posisi sejajar jantung.

Posisi duduk tak tepat
"Posisi duduk yang tepat adalah tegak dengan kaki berada di lantai tanpa disilangkan. Letakkan lengan pada permukaan yang keras sejajar jantung," ujar Serwer kepada Fox News Digital.

Ukuran ban tangan yang tidak pas
Ukuran ban tangan di alat ukur tekanan darah yang tidak pas, terlalu besar atau kecil, menyebabkan pengukuran tidak normal. "Kebanyakan alat ukur tekanan darah menggunakan ban di lengan atau pergelangan tangan. Ban lengan cenderung lebih akurat hasilnya dengan lebih sedikit langkah untuk memastikan akurasi," jelas Serwer.

Kurang waktu menyesuaikan diri
Untuk hasil yang akurat, beri waktu anatar duduk dan memeriksa tekanan darah sekitar lima menit untuk mengurangi stres karena sekitar.

Mengonsumsi kafein sebelum pemeriksaan
"Hindari stimulan sebelum memeriksa tekanan darah karena kafein bisa menaikkan hasilnya," kata Serwer.

Memeriksa pada waktu yang berbeda
Ketika mengukur tekanan darah, Serwer menyarankan untuk melakukannya dua kali dengan jeda satu menit. "Tekanan darah naik turun sepanjang hari jadi periksa pada waktu yang sama setiap hari untuk hasil yang lebih baik," ujarnya.

Ia juga menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter bila tekanan darah sudah melewati 130/80 yang disebutnya hipertensi stadium 1. "Jika tekanan darah melebihi 180/100 atau mengalami gejala nyeri dada, napas tersengal, atau sakit kepala parah, segera cari pertolongan medis," imbaunya.

Bahkan jika tak ada gejala yang menyertai tekanan darah tinggi, Serwer tetap menyarankan tak perlu menunggu sampai mengalami komplikasi untuk mengontrol hipertensi.

"Serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan masalah di pembuluh darah bisa dihindari dengan intervensi dini. Pantau tekanan darah meski Anda sehat," paparnya.

Menurut AHA, perubahan gaya hidup seperti memperbaiki pola makan, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan sehat bisa membantu menjaga tekanan darah dalam kisaran aman. Jika diperlukan, dokter bisa memberi panduan pengobatan untuk mengontrol hipertensi yang tidak berubah setelah gaya hidup berubah.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |