Ketua Kadin Solo : Stabilitas Keraton Surakarta Solid, Bantu Perekonomian & Pariwisata Melejit

2 hours ago 13
Ketua Kadin Surakarta, Ferry S Indrianto saat diwawancarai wartawan di Pasar Gedhe beberapa waktu lalu. Foto: dok

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Dualisme di dalam Keraton Kasunanan Surakarta diharapkan cepat selesai. Jika berlarut-larut, akan berdampak serius bagi perkembangan keraton dan juga perekonomian di Kota Solo.

Menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Solo, Ferry Indrianto, stabilitas di dalam Keraton Kasunanan Surakarta itu penting. Karena stabilitas melahirkan kepastian.

“Ya kepastian adalah modal utama pembangunan,” kata dia, Senin (24/11/2025).

Lebih lanjut Ferry menerangkan, jika internal Keraton Surakarta solid, kepastian itu tercipta. Ketika kepastian ada, kepercayaan publik tumbuh, hukum menjadi jelas, investasi mengalir, dan ekonomi bergerak.

“Inilah yang dibutuhkan Surakarta (Keraton Surakarta) hari ini, sebuah kerangka kepastian. Soliditas dan stabilitas harus dijaga,” terangnya.

Dia menjelaskan, Keraton Surakarta baru dapat memainkan peran terbaiknya ketika semua pihak kembali pada jalan kebenaran. Yakni menghimpun, mengkonsolidasikan, dan menyatukan seluruh unsur tanpa ada yang tertinggal.

Di mana dualisme keraton menjadi ruang kebijaksanaan untuk semua. Stabilitas keraton memang bermula dari harmoni internal keluarga besar. Namun manfaat dari stabilitas itu dirasakan oleh seluruh masyarakat, dunia usaha, pelaku pariwisata, hingga kawasan Soloraya, pemerintah daerah dan pusat.

“No one left behind. Ini bukan hanya tugas keluarga Keraton Surakarta. Tapi tugas Pemerintah untuk mengembalikan segala sesuatu pada ketentuan sebagaimana amanat sejarah dan aturan adat yang berlaku di Keraton Surakarta,” jelas dia.

Hanya saja kata dia, di titik ini, perlu dipahami bahwa urusan Keraton bukanlah persoalan publik yang dilempar kembali kepada masyarakat secara umum. Keraton adalah lembaga adat yang berdiri di atas paugeran (peraturan) dan harus dihormati sebagai dasar.

Mengembalikan urusan keraton kepada “masyarakat” tanpa merujuk paugeran justru berpotensi menimbulkan kebingungan, ketidakteraturan dan ketidaktepatan arah.

“Pada dasarnya masyarakat pun berharap pemerintah ikut menjaga paugeran (peraturan). Bukan melepaskan diri darinya,” harap dia.

Ferry menambahkan, sejarah peradaban Jawa tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta. Dalam masa awal kemerdekaan, Keraton mengambil peran besar di antaranya mengakui kemerdekaan sehingga menjadi rujukan bagi kerajaan-kerajaan lain. Keraton bukan sekedar simbol budaya, melainkan aset strategis dalam struktur sosial, budaya, dan perekonomian kota Surakarta.

Dia meyakini, masa keemasan Keraton Surakarta akan terwujud ketika stabilitas dan soliditas internal terjaga. Pasalnya keraton bukan hanya menggerakkan budaya, keraton sudah terbukti mampu menggerakkan ekonomi di Kota Bengawan. Maka dikhawatirkan akan menganggu perekonomian jika di dalam tubuh keraton tidak stabil.

Maka dari itu, selain stabilitas, juga tata kelolanya harus dikuatkan secara profesional dan akuntabel.

Keraton itu menguatkan perekonomian, pariwisata, dan marwah kota. Dan dari sanalah Surakarta dapat menapaki kembali kejayaannya,” tuturnya.

“Setiap puncak kejayaan Surakarta, baik pada era PB II, PB IV–V, PB X, maupun masa awal republik, selalu diawali oleh peran dan eksistensi keraton,” harap dia.  (Ali*)

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |