(Beritadaerah-Jakarta) Pemerintah menegaskan komitmennya dalam menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 agar tetap sehat dan kredibel di tengah meningkatnya tantangan global. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI saat memaparkan laporan semester I dan proyeksi semester II APBN 2025.
Dalam forum tersebut, disampaikan bahwa paruh pertama tahun ini dijalankan dalam situasi global yang kompleks. Ketidakpastian yang dipicu oleh perlambatan ekonomi dunia, perang dagang, serta konflik geopolitik turut membayangi pelaksanaan anggaran nasional. Namun, pemerintah terus memastikan bahwa APBN berfungsi optimal sebagai alat untuk menstabilkan ekonomi, mengalokasikan sumber daya secara efisien, dan menjaga pemerataan kesejahteraan.
Selama enam bulan pertama 2025, pendapatan negara tercatat mencapai Rp1.210,19 triliun. Meski dipengaruhi oleh tekanan dari sisi harga komoditas, yang cenderung menurun akibat kondisi ekonomi dan geopolitik, tren pemulihan penerimaan, terutama dari sektor perpajakan, mulai menunjukkan sinyal positif. Pertumbuhan pada bulan Juni yang mencapai 10,9% secara tahunan dinilai menjadi sinyal optimistis untuk semester kedua.
Di sisi pengeluaran, pemerintah telah merealisasikan belanja sebesar Rp1.407,1 triliun hingga akhir Juni. Belanja tersebut mencakup dua gelombang stimulus fiskal yang dirancang untuk menjaga daya beli masyarakat. Stimulus pertama senilai Rp33 triliun diberikan dalam bentuk insentif seperti diskon tarif listrik dan perpanjangan PPh Final 0,5% bagi pelaku UMKM. Sementara stimulus kedua sebesar Rp24,4 triliun mencakup antara lain potongan harga tiket transportasi dan bantuan subsidi upah.
Sejumlah agenda prioritas pemerintahan Presiden Prabowo juga mulai terlaksana, antara lain program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah mengalokasikan dana sebesar Rp5 triliun. Selain itu, anggaran untuk ketahanan pangan mencapai Rp47,3 triliun, sementara sektor pendidikan menyerap Rp259,3 triliun dan kesehatan Rp78,6 triliun.
Untuk semester kedua, pemerintah memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi nasional berada di kisaran 4,7–5,0%, dengan inflasi yang tetap terkendali antara 2,2–2,6%. Target penerimaan negara hingga akhir tahun ditetapkan sebesar Rp2.865,5 triliun, atau sekitar 95,4% dari proyeksi, dengan strategi penguatan dan efisiensi penerimaan terus digalakkan.
Menkeu menyampaikan bahwa APBN akan terus dijalankan secara adaptif namun tetap disiplin, agar tetap dapat menjalankan peran pentingnya sebagai penopang stabilitas ekonomi dan pelindung masyarakat dalam kondisi ketidakpastian yang masih berlangsung secara global.