Kisah Penembakan Misterius Diangkat Jadi Film Petrus, Tayang di Klik Film

1 month ago 37

TEMPO.CO, Jakarta - Klik Film Production akan menayangkan film dokumenter yang mengangkat kisah tentang penembakan misterius di masa Orde Baru pada 1980-an. Kisah kelam terhadap serangkaian penembakan terhadap preman yang dilakukan pemerintah pada masa itu diangkat menjadi film berjudul Petrus. Film Petrus dapat disaksikan di platform nonton film secara berlangganan, Klik Film mulai hari ini, Ahad, 8 Desember 2024.

Film Petrus ini mengangkat kisah Slamet Gaplek, salah satu korban penembakan misterius. Tujuan Klik Film mengangkat kasus petrus ini untuk membuka ruang diskusi mengenai kebijakan yang pernah diterapkan serta dampaknya terhadap masyarakat.

Awal Mula Menggarap Film Dokumenter Petrus

Edy Prass, produser dari Klik Film menuturkan, semula ia tak ingin mengangkat masalah Petrus ini dalam film dokumenternya. "Awalnya saya ingin mengangkat sebuah film bertema kekerasan, seperti tentang preman atau gangster. Lalu saya terpikir kenapa tidak membuat film bersumber dari sebuah kejadian besar," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Kamis, 5 Desember 2024. Menurut Edy, film Petrus hadir untuk mendorong refleksi kritis terhadap sejarah kelam yang jarang dibicarakan orang. 

Sutradara film Petrus, Tri Sasongko Hutomo menjelaskan proses pembuatan film dokumenter ini. Menurut dia, Petrus dibuat berdasarkan kesaksian langsung orang-orang yang mengalami kejadian tersebut. "Film dokumenter ini berdasarkan kesaksian tokoh-tokoh yang mengalami langsung dilancarkannya OPK (Operasi Pemberantasan Kekahatan), pertama kali lalu menyebar di  Yogyakarta lalu kota Indonesia dalam kurun waktu 1981 sampai 1983," tuturnya.

Menurut Tri, salah satu tokoh yang bersaksi adalah Yudho, sahabat Wahyu, salah satu korban penembakan misterius itu. Yudho menceritakan tahap demi tahap, mulai dari kasus ini terjadi hingga meledak peristiwa petrus dan titik tragedinya. "Kesaksian dalam film ini lengkap dari keterangan para tokoh yang mengalami, atau masyarakatnya," kata Tri. Ia mengaku tertantang untuk menyajikan fakta secara obyektif melalui medium film dokumenter.

Kesaksian Keluarga Korban Petrus

Yudho yang bersaksi dalam film itu menuturkan tentang Wahyu, sahabatnya yang menjadi korban Petrus.  "Sahabat saya menjadi korban pertama Petrus di Kota Yogyakarta. Menurut saya, tidak fair Wahyu jadi korban petrus, karena dia orang yang baik. Saya juga tidak tahu kenapa Wahyo menjadi target. Setahu saya Wahyo hanya dipakai rekeningnya oleh preman, dan waktu saya sudah peringatkan dia agar berhati-hati," ujarnya. 

Narasumber lainnya yang dihadirkan dalam film dokumenter itu adalah Tinah, istri Slamet Gaplek yang juga menjadi korban penembakan misterius. Hingga kini, Tinah mengaku masih sedih kala mengingat tragedi yang menimpa suaminya. 

"Sampai saat ini, masih merasa sedih. Suami saya waktu itu sempat kabur ke Surabaya, tinggal di rumah saudaranya. Tapi ada yang membocorkan keberadaannya. Sampai akhirnya suami saya ditembak di dekat Yogyakarta. Saat saya membuka peti jenazah suami, saya melihat ada puluhan lubang peluru di tubuhnya," ujarnya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |