Kolaborasi Pemerintah Dorong Nilai Tambah Komoditas Kelapa Nasional

2 days ago 20

(Beritadaerah-Jakarta) Upaya peningkatan nilai tambah dari komoditas kelapa nasional terus mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Dalam pertemuan yang digelar pada Minggu (25/5/2025) pagi di Jakarta, Kementerian Pertanian menggandeng Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) untuk memperkuat sinergi dalam mempercepat proses hilirisasi dan pengembangan industri kelapa nasional.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam merespons permintaan global yang semakin tinggi terhadap produk kelapa, sekaligus tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas yang digelar beberapa hari sebelumnya di Istana Merdeka.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang memimpin pertemuan tersebut, menekankan pentingnya langkah cepat dalam pembangunan industri kelapa dari hulu ke hilir. Dalam paparannya, Mentan menyampaikan bahwa tren pasar internasional saat ini menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap produk kelapa Indonesia, termasuk dari negara-negara seperti Tiongkok dan Malaysia yang secara aktif mengimpor kelapa dalam berbagai bentuk.

Meningkatnya permintaan tersebut disebut telah memberikan dampak langsung pada kenaikan harga di tingkat petani. Harga kelapa yang sebelumnya berkisar di angka Rp1.300 per kilogram, kini dilaporkan telah menembus angka Rp4.000 hingga Rp7.000 per kilogram di beberapa wilayah. Kondisi ini dipandang sebagai momentum emas untuk mendorong kesejahteraan petani melalui penguatan sektor hilir industri kelapa.

Sebagai bentuk konkret dari langkah ini, Kementan menargetkan pembangunan industri kelapa yang terintegrasi mulai tahun ini, terutama di kawasan-kawasan sentra produksi. Pemerintah juga mendorong KOPEK untuk memainkan peran strategis, baik dalam menarik investasi pengolahan kelapa di daerah masing-masing, maupun memperluas akses pasar produk turunan kelapa.

Sepuluh daerah sentra kelapa yang disebutkan dalam pertemuan ini meliputi Kabupaten Indragiri Hilir (Riau), Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat (Jambi), Banggai (Sulawesi Tengah), Sumenep (Jawa Timur), Halmahera Utara (Maluku Utara), Banyuasin (Sumatra Selatan), Minahasa Selatan (Sulawesi Utara), Pandeglang (Banten), dan Padang Pariaman (Sumatra Barat). Daerah-daerah ini dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan produk turunan kelapa seperti minyak kelapa murni, gula semut, santan kemasan, hingga briket dari tempurung kelapa.

Tak hanya fokus pada hilirisasi, strategi peningkatan pendapatan petani juga dirancang melalui pendekatan tumpang sari. Mentan mendorong agar kebun kelapa dioptimalkan dengan menanam komoditas lain seperti padi, jagung, kakao, dan tanaman pangan lainnya yang sesuai dengan iklim setempat. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan sumber pendapatan ganda bagi petani sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.

“Pengelolaan lahan yang maksimal akan mempercepat tercapainya swasembada dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Mentan dalam pertemuan tersebut.

Kolaborasi lintas daerah dan kementerian ini diharapkan menjadi motor penggerak dalam mentransformasi industri kelapa dari hanya sekadar komoditas mentah menjadi sektor unggulan yang berkontribusi nyata terhadap ekonomi lokal dan ekspor nasional.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |