KPK Cuma Nunggu Laporan, Mahfud MD Tantang KPK Panggil Dirinya soal Dugaan Mark Up Whoosh

4 hours ago 5
Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD | Instagram

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Alih-alih mau membuat laporan kasus dugaan markup proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mantan Menko Polhukam, Mahfud MD justru menantang balik lembaga antirasuah tersebut untuk memanggil dirinya.
Dia mengaku siap jika dipanggil dan diperiksa oleh KPK terkait dugaan penggelembungan anggaran atau markup proyek kereta cepat Whoosh Jakarta–Bandung, kebijakan selama presiden Joko Widodo (Jokowi) yang lalu.
Namun, tegas-tegas dia menolak jika harus diminta membuat laporan ke KPK terkait dugaan mark up kereta Whoosh tersebut.

“Saya nggak berhak laporan, nggak ada kewajiban untuk melapor. Saya siap dipanggil, kalau dipanggil saya akan datang. Kalau disuruh lapor ngapain buang-buang waktu juga,” katanya kepada awak media di Yogyakarta, Minggu (26/10/2025).

Selama ini, Mahfud MD dikenal lantang menyoroti proyek kereta cepat Whoosh melalui kanal YouTube pribadinya. Ia menjadi salah satu tokoh yang berani membuka isu dugaan penggelembungan biaya pembangunan transportasi supercepat itu, yang menelan dana jumbo dari kerja sama Indonesia–China.

Mahfud mengaku, ucapannya di media sosial bukanlah awal dari isu ini. Justru menurutnya, dugaan markup tersebut sudah ramai diperbincangkan publik jauh sebelum ia menyinggungnya dalam tayangan podcast.

“Sebelum saya ngomong udah ramai duluan, kan. Saya ngomong karena udah ramai aja. Mestinya KPK panggil orang-orang yang ngomong sebelum saya. Banyak banget yang punya data,” tegas Mahfud.

Ia menilai, persoalan proyek Whoosh tidak bisa dilepaskan dari besarnya pinjaman yang dikucurkan dari pemerintah China. Karena itu, menurutnya, beban keuangan negara akibat proyek ini menjadi pelik dan membutuhkan langkah negosiasi serius antarnegara.

“Harus negosiasi, ya mau apa? Nggak bisa bayar, ya jalannya silakan saja negosiasi,” ujarnya menambahkan.

Sementara itu, pihak KPK sebelumnya sempat meminta Mahfud untuk melaporkan secara resmi dugaan korupsi proyek Whoosh agar dapat ditindaklanjuti. Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyebut lembaganya akan bertindak proaktif jika ada laporan masyarakat yang disertai bukti kuat.

Namun, Mahfud menilai langkah itu tak perlu dilakukan. Ia beranggapan bahwa lembaga antirasuah seharusnya sudah mengantongi informasi dasar terkait dugaan kejanggalan tersebut tanpa menunggu laporan dari pihak luar.

Dalam video di kanal Mahfud MD Official yang diunggah pada 14 Oktober 2025, Mahfud mengungkapkan perbedaan mencolok biaya pembangunan proyek Whoosh antara Indonesia dan China.

“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu sekitar 52 juta dolar AS. Sementara di China hanya 17–18 juta dolar AS. Naik hampir tiga kali lipat,” ungkapnya kala itu.

Pernyataan Mahfud inilah yang kemudian memantik reaksi publik luas, bahkan memunculkan desakan agar KPK segera turun tangan menelusuri dugaan penggelembungan dana yang disebut-sebut mencapai miliaran dolar.

Sejauh ini, KPK belum mengumumkan langkah konkret terkait pernyataan Mahfud tersebut. Namun, pernyataan terbuka mantan Menko Polhukam itu dinilai sebagai sinyal kuat bahwa ia siap memberikan keterangan jika lembaga antirasuah benar-benar memeriksanya. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |