Lembaga Islam Tertinggi di Nigeria Bantah Tuduhan AS: Tidak Ada Perang Agama

2 hours ago 9

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA— Badan Islam tertinggi Nigeria, Dewan Tertinggi Urusan Islam Nigeria (NSCIA), dengan tegas mengecam apa yang disebutnya sebagai narasi palsu dan berbahaya yang dilontarkan oleh pemerintah Amerika Serikat terkait tuduhan genosida Kristen di Nigeria.

Dewan tersebut, dikutip dari Premium Times Nigeria, Selasa (11/11/2025) menyatakan bahwa klaim-klaim tersebut menyesatkan dan mengancam kedaulatan Nigeria, sambil menegaskan bahwa tantangan keamanan negara tersebut disebabkan oleh terorisme, kejahatan, dan tekanan ekologi, bukan karena agama.

NSCIA mengumumkan hal ini dalam konferensi pers di Abuja pada Ahad akhir pekan lalu, di akhir pertemuan semua organisasi Islam di Nigeria.

Ishaq Oloyode, Sekretaris Jenderal NSCIA, yang memberikan keterangan kepada wartawan setelah pertemuan, mengatakan Nigeria tidak sedang berperang dalam perang agama.

“Kami tidak menyoroti pembunuhan terhadap Muslim karena kami tidak melihatnya sebagai perang agama, melainkan sebagai masalah keamanan nasional. Dunia menyadari bahwa beberapa orang Nigeria yang Islamofobia dan tidak patriotik telah menulis skenario berbahaya, mempromosikannya di lingkaran Barat, terutama di Amerika Serikat, dan menarik perhatian tingkat tertinggi pemerintah Amerika Serikat, yang secara keliru diyakinkan bahwa ada ‘genosida Kristen’ di Nigeria,” kata Mr Oloyede.

NSCIA mengutip definisi genosida PBB, mencatat bahwa situasi saat ini di Nigeria tidak memenuhi ambang batas tersebut.

Mereka juga merujuk pada laporan Amnesty International, yang tidak menemukan bukti kredibel tentang pembunuhan yang didorong oleh motif agama untuk membenarkan penamaan krisis ini sebagai genosida Kristen.

“Untuk menghindari keraguan, apa yang dihadapi Nigeria adalah krisis keamanan yang kompleks dan tragis yang berlangsung terus-menerus, yang menimbulkan penderitaan tak terukur bagi semua warganya, tanpa memandang agama atau etnis. Dari Katsina hingga Borno, dari Benue hingga Plateau, serta di Kaduna dan Kwara, Nigeria dilanda kekejaman mengerikan terhadap Muslim dan Kristen, imam dan pendeta.

Para ahli non-partisan telah membantah ancaman ini, dan Amnesty International, yang secara sistematis menyelidiki ketidakamanan di Nigeria, telah menyatakan bahwa tidak ada bukti motivasi agama untuk menggambarkan situasi ini sebagai genosida. Menurut Isa Sunusi, Direktur Program Nigeria Amnesty International.

“Berdasarkan Pasal II Konvensi PBB 1948 tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida 9 dan Pasal 6 Statuta Roma 11, kejahatan ini didefinisikan oleh unsur mental kritis yang dikenal sebagai dolus specialis. Ini adalah niat khusus untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, kelompok nasional, etnis, ras, atau agama, secara keseluruhan.”

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |