Mahasiswa UNS Dampingi Peternak Sragen Ubah Limbah Kotoran Kambing Jadi Pupuk Organik

2 hours ago 5
Tim mahasiswa UNS yang tergabung dalam program Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) tengah berpose bersama dengan perwakilan dari Kelompok Tani Ternak (KTT) di Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Sragen | Foto: Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menunjukkan kepeduliannya pada isu lingkungan dan ekonomi masyarakat pedesaan. Melalui program Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), mereka turun langsung ke Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, untuk mengajarkan cara mengolah kotoran kambing menjadi pupuk organik yang bernilai jual.

Program yang berlangsung awal September 2025 tersebut menggandeng dua Kelompok Tani Ternak (KTT) Taruna Mukti dan KTT Berkah Mendho. Melalui kegiatan tersebut, kotoran kambing yang semula dianggap limbah dan hanya menumpuk di sekitar kandang,  berhasil disulap menjadi sumber pupuk organik berkualitas.

“Dengan demikian, selain mampu mengurangi pencemaran, pembuatan  pupuk organik dari limbah kotoran kambing tersebut sekaligus bisa menambah penghasilan keluarga peternak,” ujar Ketua Tim yang sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Ahmad Pramono, S.Pt., MP.

Sosialisasi dan Workshop

Kegiatan diawali dengan sosialisasi di balai desa setempat, Rabu (3/9/2025). Para peternak diperkenalkan pada konsep Good Dairy-Goat Farming Practice (GDGFP), yakni praktik beternak kambing perah yang berkelanjutan dengan memperhatikan pengelolaan limbah. Dalam kesempatan itu, mahasiswa juga mengingatkan risiko pencemaran lingkungan jika limbah ternak dibiarkan, serta peluang ekonomi jika dikelola dengan benar.

Sementara itu, Workshop  digelar di Mitra Karya Farm (MK Farm), Desa Purworejo, menghadirkan narasumber dari PT Turrima Agro Mas, Mulyono. Dalam workshop itu, para peternak diajak mempraktikkan teknik pembuatan pupuk organik berbasis bioteknologi.

Proses itu meliputi pencacahan kotoran kambing, pencampuran bahan tambahan, fermentasi, hingga pemanfaatan cacing tanah (Lumbricus Rubellus) dan Larva Black Soldier Fly (BSF). Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pemahaman peserta setelah mengikuti kegiatan.

Pendampingan Langsung di Lapangan

Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa UNS tidak hanya memberikan materi di kelas saja. Namun mereka juga mendampingi para peternak secara langsung di kandang-kandang ternak untuk memastikan proses pembuatan pupuk berjalan dengan baik. Mulai dari tahap pengumpulan kotoran, pencacahan, pencampuran bahan tambahan hingga proses fermentasi.

Salah satu anggota tim Mahasiswa PMM UNS tengah mendampingi petani peternak di Desa Purworejo dalam proses pembuatan pupuk organik berbahan baku limbah kotoran kambing | Foto: Istimewa

“Dulu kotoran kambing hanya menumpuk di sekitar kandang. Sekarang kami tahu cara mengolahnya jadi pupuk organik yang bisa dipakai sendiri atau dijual. Ini menambah penghasilan dan lingkungan lebih bersih,” ungkap salah satu anggota KTT Berkah Mendho, Alex.

Diakui oleh para anggota KTT, program yang digalang oleh mahasiswa tersebut   terbukti mampu mengurangi bau dan limbah, meningkatkan keterampilan peternak, sekaligus membuka peluang usaha baru berbasis pupuk organik.

Ahmad Pramono berharap program tersebut bisa menjadi titik awal bagi transformasi Desa Purworejo. “Kami ingin Purworejo menjadi contoh praktik peternakan kambing perah yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berdaya saing,” ujarnya.

Seperti inilah penampakan pupuk  organik dari bahan baku limbah kotoran kambing karya para anggota Kelompok Tani  Ternak (KTT) Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Sragen usai mendapatkan bimbingan dan pendampingan dari tim mahasiswa UNS Surakarta | Foto: Istimewa

Ia juga mendorong kedua KTT mitra untuk memproduksi pupuk secara mandiri dan memasarkan hasilnya. Bahkan program serupa diharapkan dapat direplikasi di desa lain yang memiliki potensi peternakan, mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 12 tentang konsumsi-produksi berkelanjutan dan SDG 15 tentang ekosistem darat.

Dukungan Penuh dan Apresiasi

Untuk diketahui, program PMM tersebut terlaksana berkat dukungan Hibah Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) dari Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi. Untuk keberhasilan tersebut, tim mahasiswa menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Ahmad Pramono, S.Pt., MP., dosen pembimbing lapangan dan anggota Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S. serta Ari Prasetyo, S.t., M.Pt yang telah memberikan arahan sehingga kegiatan berjalan lancar.

Lewat kolaborasi mahasiswa, pemerintah desa, dan kelompok ternak, Desa Purworejo kini punya peluang baru, yakni  mengubah limbah kambing yang dulu jadi masalah menjadi sumber penghasilan hijau yang berkelanjutan. [*]

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |