Mahasiswa UNS Gelar Program “ANTI-CEMAS” untuk Cegah Mastitis Kambing Perah di Sragen

2 hours ago 5
Penyerahan sertifikat dari tim PMM UNS kepada drh. Suprapto, selaku narasumber pada kegiatan workshop kesehatan ternak program PMM di Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Sragen | Foto: Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam Program KKN Tematik sukses melaksanakan penyuluhan dan workshop kesehatan ternak di Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. Program bertajuk “ANTI-CEMAS” Antisipasi dan Tinjauan untuk Cegah Mastitis pada Kambing Perah ini berlangsung sepanjang Agustus hingga September 2025 di Mitra Karya (MK) Farm.

Sebagaimana diketahui, Desa Purworejo dikenal sebagai salah satu sentra kambing perah di Kabupaten Sragen. Namun, masalah kesehatan ternak, terutama mastitis atau peradangan kelenjar susu kambing, masih menjadi tantangan serius yang kerap menurunkan produktivitas susu. Mahasiswa UNS menilai deteksi dini dan pencegahan mastitis penting dilakukan agar peternak tidak mengalami kerugian besar.

Edukasi dan Demonstrasi

Ketua tim PMM, Dr. Ir. Ahmad Pramono, S.Pt., MP menjelaskan, program “ANTI-CEMAS” dirancang untuk memberikan edukasi kepada peternak tentang pentingnya menjaga kesehatan ambing kambing perah, SOP pemerahan yang benar, hingga cara mendeteksi mastitis sejak tahap awal melalui kegiatan workshop.

Ketua tim PMM, Dr. Ir. Ahmad Pramono, S.Pt., MP saat memberikan materi pada workshop kesehatan ternak di hadapan peternak kambing perah Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Sragen | Foto: Istimewa

Adapun workshop diikuti oleh sembilan orang perwakilan peternak dari dua kelompok tani ternak (KTT) Taruna Mukti dan KTT Berkah Mendho. Dalam kesempatan itu, tim mahasiswa menghadirkan narasumber dari dinas kesehatan, Drh. Suprapto yang menjelaskan seputar definisi mastitis, risiko kerugian yang ditimbulkan, serta cara pencegahan yang higienis.

Peserta diajak mempraktikkan teknik perawatan kambing seperti dipping puting dengan larutan iodin atau masofilm, serta cara pemerahan pra- dan pasca-produksi susu yang higienis. Tim KKN juga mendemonstrasikan penggunaan dua alat deteksi mastitis, yakni CMT Mastitis Detector dan Draminski Mastitis Detector. Dengan alat ini, peternak dapat mengidentifikasi mastitis klinis maupun subklinis lebih cepat.

Dampak dan Antusiasme Peternak

Melalui sesi diskusi interaktif dan praktik langsung, pengetahuan peternak terbukti meningkat signifikan. Hasil evaluasi menunjukkan skor post-test peserta lebih tinggi dibandingkan pre-test. Peternak juga mengakui metode ini mampu menekan kasus mastitis klinis, sehingga kualitas susu dan pendapatan meningkat.

Salah satu anggota KTT Berkah Mendho, Darwan menyebut bahwa program dari tim mahasiswa UNS tersebut nyata-nyata membantu mereka memahami prosedur pemerahan yang higienis.

“Dulu kami baru sadar kambing kena mastitis setelah parah. Sekarang kami tahu cara mendeteksinya sejak awal,” ujarnya.

Meski demikian, tantangan tetap ada, terutama mahalnya harga alat deteksi mastitis yang menyulitkan akses bagi peternak kecil. Mahasiswa berharap dukungan pemerintah daerah dan lembaga pendukung lainnya agar teknologi ini bisa diterapkan secara lebih luas.

Sinergi dan Dukungan Penuh

Keberhasilan program “ANTI-CEMAS” tak lepas dari dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS serta dana hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tim KKN berkoordinasi dengan pemerintah desa, tokoh peternak, dan dosen pembimbing untuk menyusun program yang tepat sasaran.

Para petani peternak di Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Sragen tengah menyimak paparan materi dari narasumber | Foto: Istimewa

“Kami ingin Desa Purworejo menjadi contoh praktik peternakan kambing perah yang sehat, produktif, dan berkelanjutan. Dengan edukasi dan deteksi dini mastitis, kualitas susu akan terjaga dan pendapatan peternak meningkat,” ungkap Ketua Tim KKN UNS Ramdhani Adrian

Atas keberhasilan tersebut,  Tim menyampaikan apresiasi kepada Dr. Ir. Ahmad Pramono, S.Pt., MP., selaku Ketua Tim PMM, dan Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S., selaku dosen pembimbing lapangan, serta Aris Prasetyo, S.t., M.Pt yang telah memberi arahan dan pendampingan.

“Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan pendanaan dari PMM Kemendikti Saintek yang memungkinkan program ini berjalan dengan baik dan sukses,”paparnya.

Lewat program KKN Tematik tersebut, mahasiswa UNS tak hanya memberikan edukasi, tetapi juga solusi praktis bagi peternak untuk menjaga kesehatan kambing perah, meningkatkan kualitas susu, dan menjaga keberlanjutan usaha ternak di Desa Purworejo. [*]

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |