JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menyambut positif langkah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang akan turun tangan langsung mengawasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Ia menyebut langkah itu sebagai gebrakan berani untuk membersihkan dua institusi yang selama ini dikenal sarat praktik korupsi.
“Saya senang karena Pak Purbaya menyatakan akan menangani sendiri urusan pajak dan bea cukai. Dua sektor ini memang sumber korupsi terbesar,” ujar Mahfud dalam tayangan podcast Terus Terang di kanal YouTube Mahfud MD Official, Selasa (7/10/2025).
Menurut Mahfud, langkah Menkeu Purbaya sejalan dengan upaya memperkuat efektivitas pengelolaan penerimaan negara sekaligus memperbaiki kepercayaan publik terhadap kementerian yang selama ini kerap disorot. Ia menyebut, berdasarkan pengalaman dan hasil penelusuran selama menjabat, ada empat sektor yang paling rawan korupsi, yakni pajak, bea cukai, pertambangan, dan perkebunan.
“Dua sudah di tangan Purbaya. Di sana mafianya luar biasa kuat, tapi saya yakin dia bisa menanganinya,” tegas Mahfud.
Mahfud menyinggung kasus korupsi besar di lingkungan pajak, termasuk skandal pencucian uang yang menyeret mantan pejabat eselon III, Rafael Alun Trisambodo. Kasus itu bermula dari laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang sudah ada sejak 2012 namun baru mencuat setelah viralnya kasus penganiayaan oleh putranya, Mario Dandy Satriyo.
Dari kasus tersebut, Mahfud yang ketika itu menjabat Ketua Komite Nasional Satgas TPPU menemukan lebih dari 300 surat laporan transaksi mencurigakan dengan nilai total mencapai Rp349 triliun. Salah satu kasus besar yang diusut adalah dugaan pencucian uang dalam impor emas senilai Rp189 triliun. “Itu baru satu kasus dari ratusan surat PPATK,” ungkapnya.
Mahfud menilai Purbaya akan menghadapi tantangan besar, termasuk tekanan dari oknum lama yang selama ini menikmati sistem koruptif di dua direktorat strategis tersebut. Namun, ia percaya gaya kepemimpinan Purbaya yang tegas dan spontan bisa menjadi keunggulan.
“Dulu waktu saya tangani kasus ini, banyak yang menekan, ada yang mencoba menyuap, bahkan mengancam. Tapi saya yakin Purbaya bisa melanjutkan ini. Apalagi Presiden Prabowo juga sudah menyiapkan Dirjen baru di Bea Cukai agar tidak terkontaminasi sistem lama,” tutur Mahfud.
Mahfud berharap, langkah Purbaya ini menjadi awal perubahan besar dalam reformasi birokrasi di sektor keuangan negara. “Kalau sektor pajak dan bea cukai bisa dibersihkan, dua sumber kebocoran terbesar negara bisa ditutup. Itu akan berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat,” pungkasnya. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.