YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kota Yogyakarta lagi-lagi didera masalah sampah. Alih-alih wangi bunga, aroma busuk sampah kini lebih dulu menyeruak di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta. Kondisi itu dirasakan betul oleh pedagang bunga yang kiosnya berada tepat di sebelah Depo Sampah Kotabaru.
Yuan Dela, salah satu pedagang di Jalan Ahmad Jazuli, mengaku empat bulan terakhir usahanya terpukul berat. Gunungan sampah yang kian tinggi – bahkan melebihi dua meter – tidak hanya mengeluarkan bau menyengat, tetapi juga mengundang lalat, belatung hingga tikus. “Pembeli jadi malas datang. Mereka pilih toko lain yang lebih jauh dari depo,” ujar Dela, Rabu (24/9/2025).
Dela menuturkan, sebelum kondisi depo memburuk, ia mampu melayani rata-rata 20 pembeli per hari. Kini pembeli tinggal separuhnya. “Omzet jelas turun 50 persen,” imbuhnya. Selain bau, air limbah dari sampah kerap menggenang di sekitar kios, membuat pelanggan makin enggan singgah.
Kondisi serupa juga dirasakan pedagang lain di deretan kios yang berdekatan dengan depo. Meski ada upaya pengangkutan, Dela menyebut volume sampah tak terlihat berkurang signifikan. “Kadang hanya satu truk yang datang, hasilnya tidak terasa,” keluhnya.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengakui Depo Kotabaru termasuk titik penampungan yang overload. Pihaknya berjanji menormalisasi depo agar tidak lagi meluber ke jalan. “Sebelum musim hujan, semua sampah yang berada di luar depo harus bersih,” tegasnya.
Menurut Hasto, saat ini pemerintah telah membersihkan sejumlah depo lain yang mengalami kondisi serupa. “Mandala Krida, Argolubang, RRI Kotabaru, sebagian sudah ditangani. Sekarang yang overload tinggal beberapa titik saja,” paparnya. Ia memastikan proses pembersihan akan terus digencarkan agar tidak lagi merugikan masyarakat sekitar. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.