REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masjid Istiqlal melalui Istiqlal Global Fund (IGF) resmi menandatangani kerja sama Program Wakaf Saham untuk kemanfaatan umat bersama PT Majoris Asset Management dalam gelaran Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Main Hall BEI, Jakarta, Sabtu (18/10/2025). Kolaborasi ini diharapkan menjadi babak baru pengembangan ekonomi umat berbasis wakaf produktif melalui pasar modal syariah.
Penandatanganan kerjasama ini disaksikan langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta sekaligus Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar. Dalam sambutannya, Prof Nasaruddin menyebut potensi ekonomi umat selama ini ibarat “raksasa yang sedang tidur” dan harus segera dibangkitkan agar mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas.
"Sekian lama raksasa yang tidur ini kita gak pernah membangunkan. Apa yang kita lakukan pada hari ini mudah-mudahan bagian untuk membangunkan raksasa yang sedang tidur," ujar Prof Nasaruddin dalam sambutannya.
Yang dimaksud raksasa besar itu adalah potensi pundi-pundi umat Islam di Indonesia yang sangat besar, tapi belum tergarap optimal. Berdasarkan data yang dikompilasi dari berbagai survei menunjukkan potensi dana umat mencapai hingga Rp 1.800 triliun.
Nasruddin menegaskan, selama ini umat Islam di Indonesia lebih familiar dengan zakat, padahal praktik wakaf dalam sejarah peradaban Islam justru memiliki dampak ekonomi yang jauh lebih besar.
"Dalam sejarah Nabi dan para sahabat, wakaf adalah instrumen ekonomi yang sangat kuat. Bahkan di beberapa negara Timur Tengah, penerimaan dari wakaf jauh lebih besar dibanding zakat," ucapnya.
Ia mengungkapkan data di Yordania yang berhasil mengumpulkan 20 miliar dinar dari zakat, sementara wakafnya mencapai 160 miliar dinar. Kuwait bahkan berhasil menjadikan wakaf sebagai bagian dari sistem ekonomi produktif melalui kerja sama dengan provider telekomunikasi.
Menurutnya, wakaf tidak boleh lagi hanya dipahami sebagai wakaf tanah untuk masjid atau makam semata, tetapi harus dikembangkan dalam bentuk wakaf produktif, termasuk melalui instrumen pasar modal seperti wakaf saham.
Program Wakaf Saham sendiri sudah dirilis BEI sejak 2019 sebagai instrumen wakaf produktif berbasis saham. Melalui program ini, masyarakat dapat berinvestasi sekaligus berwakaf dalam jumlah kecil dan terjangkau melalui instrumen pasar modal syariah.
Usai menandatangi MoU, Direktur Istiqlal Global Fund (IGF) Ahsanul Haq menjelaskan, Masjid Istiqlal dan IGF menuju komunitas pasar saham melalui pengembangan endowment fund, yang di kelola bersama Bursa Efek Indonesia.
"Ini sebuah harapan baru bagi kami untuk membangun gerakan bersama komunitas pasar modal dan pasar saham dalam frame ekonomi syariah yang lebih luas lagi, untuk lebih meluasnya jangkauan pemberdayaan ekonomi umat," kata pria yang akrab dipanggil Anol ini.
Ia menegaskan IGF akan mengambil peran sebagai konektor dan katalisator agar wakaf saham menjadi gerakan nasional yang inklusif dan mudah diakses masyarakat.
"IGF ingin menjadi bagian dari fungsi konektor dan katalisator di segala lapisan market, karena sering kali kita merasa pasar bursa berjarak dengan ekonomi umat kebanyakan, ini yang harus segera kita blend (temukan)," jelas Anol.
Penandatanganan MoU ini menjadi bagian dari rangkaian acara CMSE 2025 bertajuk “Pasar Modal untuk Rakyat: Satu Pasar Berjuta Manfaat”. Usai penandatanganan, acara dilanjutkan dengan talkshow bersama tokoh Islam, seperti KH Ulil Abshar Abdalla dari PBNU dan Mukhaer Pakkanna dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.