TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Amerika Serikat Spirit Airlines memperbarui kebijakan untuk penumpang. Maskapai berbiaya rendah ini akan melarang tato yang ofensif atau menyinggung dan pakaian yang tidak memadai. Penumpang yang melanggar kebijakan itu bisa ditolak naik atau bahkan diusir dari pesawat.
Kebijakan ini tercantum dalam kontrak pengangkutan terbaru yang dikeluarkan pada 22 Januari. Kontrak pengangkutan berisi syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi penumpang pesawat jika mereka ingin terbang dengan maskapai tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pembaruan itu, disebutkan bahwa seorang tamu tidak akan diizinkan naik pesawat atau mungkin diminta untuk meninggalkan pesawat jika mereka bertelanjang kaki atau berpakaian tidak memadai. Pakaian yang tidak memadai didefinisikan sebagai baju tembus pandang, tidak menutup tubuh dengan baik, dan memperlihatkan payudara, bokong, atau bagian pribadi lainnya.
Maskapai ini juga tidak akan menoleransi pakaian atau seni tubuh seperti tato yang bersifat ofensif, cabul, atau menyinggung.
Alasan Umum Penumpang Ditolak Masuk Pesawat
Kontrak pengangkutan tersebut juga menyebutkan alasan-alasan umum mengapa seorang penumpang dapat dikeluarkan dari pesawat, seperti tidak tertib, kasar, melakukan kekerasan, mabuk, mengidap penyakit menular, tidak mau atau tidak dapat duduk dengan sabuk pengaman terpasang, atau memiliki bau yang tidak sedap kecuali disebabkan oleh disabilitas yang memenuhi syarat.
Penumpang juga akan dikeluarkan jika mereka mencoba mengganggu tugas awak pesawat atau menimbulkan risiko keamanan di dalam pesawat.
Perdebatan tentang Pakaian Tidak Memadai
Kriteria pakaian yang dianggap tidak memadai menjadi perdebatan antara kru maskapai dan penumpang. Pada Oktober, dua penumpang dikeluarkan dari pesawat dari Los Angeles ke New Orleans karena mengenakan crop top.
Seorang penumpang bernama Teresa mengungkapkan dalam unggahan di Instagram bahwa seorang pramugari pria yang dia anggap seksis memaksanya dan temannya untuk kembali ke pintu keberangkatan karena pakaian mereka. Menurut Teresa, semua orang, termasuk staf penerbangan, setuju bahwa crop top yang dikenakannya dan temannya tidak bertentangan dengan aturan berpakaian maskapai, meskipun pramugari pria tersebut mengeluh.
"Ini layanan yang buruk, bahwa pada tahun 2024 kami akan dikeluarkan dari pesawat karena seorang awak kabin pria tidak menyukai kemeja kami," tulis dia dalam keterangan Instagram. "Semua orang yang bekerja di bandara sepakat bahwa ini adalah tindakan prasangka, diskriminasi, dan misoginis dan kami harus mengambil tindakan hukum."
Tercantum dalam Kontrak Pengangkutan
Dalam pernyataan yang dikirim ke The Independent, seorang perwakilan Spirit Airlines mengatakan bahwa dalam kontrak pengangkutan mereka, ada sebuah dokumen yang disetujui semua penumpang saat membuat reservasi penerbangan, mencakup standar pakaian tertentu untuk semua orang yang bepergian dengan maskapai ini.
Selama beberapa tahun terakhir, muncul serangkaian kasus tentang kelayakan pakaian. Staf maskapai menganggap pakaian penumpang, sering kali wanita, tidak pantas, dan harus dikeluarkan dari pesawat atau diminta untuk menutupinya.
Pada bulan Maret, seorang wanita juga mengklaim bahwa Delta Air Lines diusir karena tidak mengenakan bra. Seorang pramugari maskapai penerbangan Amerika itu datang ke tempat duduknya, memintanya untuk berbicara secara pribadi dan mengantarnya keluar pesawat.