Mendikdasmen Apresiasi Program Tidur Siang di SMP 39 Surabaya, Sebab...

6 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menyampaikan apresiasi terhadap program tidur siang yang sedang diuji coba di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 39 Surabaya. Ia menilai inisiatif tersebut merupakan langkah positif yang dapat memberikan dampak baik pada kesehatan psikologis dan fisiologis siswa.

“Bagus juga itu, terutama untuk sekolah-sekolah yang sampai sore ya,” ujar Abdul Mu'ti seusai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, pada Rabu. Menurutnya, kebijakan ini sangat relevan untuk mendukung aktivitas belajar siswa yang berlangsung hingga sore hari.

Abdul Mu'ti memberikan apresiasi khusus kepada SMPN 39 Surabaya atas kebijakan sekolah dalam menyediakan fasilitas yang mendukung program tidur siang. Upaya tersebut, menurutnya, tidak hanya mengedepankan kenyamanan siswa tetapi juga berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran.

“Mereka menyiapkan tempat dan mengondisikan suasana agar siswa dapat tidur siang,” tambah Abdul Mu'ti. Langkah tersebut, menurutnya, menunjukkan komitmen sekolah dalam memberikan perhatian lebih pada kesejahteraan siswa.

Lebih lanjut, Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa kebiasaan tidur siang memiliki banyak manfaat. Ia menyebutkan bahwa tidur siang membantu siswa menjadi lebih fokus, meningkatkan konsentrasi, memperbaiki suasana hati, serta memulihkan energi setelah aktivitas belajar yang intensif.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa kebijakan ini tetap menjadi wewenang masing-masing sekolah. “Itu kebijakan masing-masing sekolah, ya,” katanya, sembari menambahkan bahwa pelaksanaan program seperti ini perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa di setiap sekolah.

Kebijakan tidur siang di SMPN 39 Surabaya didasari oleh keluhan para siswa yang merasa mengantuk di jam pelajaran sore. Kepala SMPN 39, Rini Aswinarti, menjelaskan bahwa program ini dirancang sebagai solusi untuk membantu siswa mengembalikan fokus mereka dalam belajar. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi, empati, serta kesehatan mental siswa.

“Kami ingin siswa dapat kembali fokus dan lebih siap menghadapi jam pelajaran setelah istirahat siang,” kata Rini. Ia menambahkan bahwa pelaksanaan program ini melibatkan kolaborasi dengan Dinas Pendidikan Surabaya sebagai bentuk dukungan terhadap inovasi di bidang pendidikan.

Awalnya, program tidur siang di SMPN 39 direncanakan untuk dilakukan di meja masing-masing siswa. Namun, antusiasme siswa justru melebihi ekspektasi. Banyak siswa yang membawa bantal dan tikar sendiri untuk membuat suasana tidur siang lebih nyaman. Mereka bahkan menata bangku mereka sendiri agar lebih rapi dan kondusif untuk tidur.

Melihat antusiasme ini, pihak sekolah kemudian memutuskan untuk melaksanakan tidur siang di dalam kelas dengan pengawasan dari guru. Hal ini dilakukan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan siswa selama program berlangsung.

“Program ini masih dalam tahap uji coba dan sejauh ini telah dilaksanakan dua kali pada pukul 13.00 hingga 14.00 WIB,” ujar Rini Aswinarti. Ia menekankan bahwa program ini akan terus dievaluasi untuk memastikan efektivitasnya.

Program tidur siang ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi inovatif untuk mendukung kegiatan belajar siswa, terutama di sekolah-sekolah yang memiliki jam pelajaran hingga sore hari. Rini juga berharap bahwa program ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk mengembangkan kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan siswa.

“Kami percaya bahwa suasana belajar yang nyaman dan mendukung kesehatan siswa akan berdampak positif pada hasil pembelajaran mereka secara keseluruhan,” pungkasnya.

Pilihan editor: Berapa Lama Durasi Tidur Siang yang Ideal untuk Anak?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |