Menekraf Teuku Riefky: Jumbo Bisa Jadi Titik Balik Kebangkitan Animasi Indonesia

16 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengapresiasi kualitas animasi film Jumbo yang diproduksi Visinema Studios. Usai acara nonton bareng yang digelar di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Maret 2025, ia menilai film ini sebagai pencapaian membanggakan bagi industri animasi Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami sangat bangga dan apresiasi atas perjuangan Visinema Studios untuk membuat sebuah film animasi yang kualitasnya tidak kalah dengan film-film dari luar," ujar Teuku Riefky, ditemui usai pemutaran film. Ia menekankan bahwa proses produksi Jumbo bukan perkara mudah. "Prosesnya juga cukup panjang, hampir lima tahun, melibatkan lebih dari 400 kreator, dan benar-benar membanggakan," kata dia. 

Teuku Riefky berharap keberhasilan Jumbo bisa menjadi tonggak kebangkitan film animasi Indonesia di kancah global. "Ini kami harapkan juga menjadi titik balik bangkitnya film animasi Indonesia, tidak hanya untuk sukses di nasional tapi juga di dunia," ujarnya. 

Setelah Jumbo, Dukungan Pemerintah untuk Animasi Indonesia

Pemerintah, kata Teuku Riefky, siap mendukung industri animasi agar terus berkembang. Salah satunya dengan memperkuat promosi agar film-film lokal mendapat perhatian lebih luas. "Kami akan bantu kolaborasi juga promosi dengan pemerintah-pemerintah daerah, khususnya Jakarta. Kemudian juga dengan BUMN," ujarnya. 

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar dalam kesempatan yang sama juga menegaskan pentingnya strategi promosi untuk meningkatkan daya saing film animasi Indonesia. "Promosi akan kami lakukan supaya semua orang harus tahu. Karena ini gem (mahakarya), Indonesia punya gem seperti ini, dan banyak sekali yang harus kita perlihatkan kepada dunia," ujar Irene. 

Masa Depan Industri Animasi

Teuku Riefky merinci, industri animasi di Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Namun, dukungan masih diperlukan, terutama dalam aspek pemasaran. "Sebetulnya industri animasi ini cukup banyak yang mencoba dan berkreasi menghasilkan film-film animasi. Sudah mulai bangkit, tapi juga terus harus untuk didukung," ucapnya. Ia menyoroti pentingnya akses pasar internasional agar film animasi Indonesia tidak hanya sukses di dalam negeri. "Kualitas Insya Allah semakin baik, tapi promosi, akses untuk masuk ke market terutama ke internasional juga perlu didukung," tuturnya. 

Kolaborasi lintas sektor juga menjadi kunci agar film animasi Indonesia bisa lebih dikenal. "Jangan sampai sudah buat susah-susah, kemudian baru muncul di bioskop, habis itu karena promosi kurang, mungkin masyarakat Indonesia tidak mengetahui sebegitu banyak," kata dia. Ia menilai Jumbo bisa menjadi contoh bagi animator dan produser lokal dalam menciptakan karya yang kompetitif. 

Jumbo akan Tayang di 17 Negara

Animasi Jumbo mengisahkan perjalanan Don (pengisi suara oleh Prince Poetiray dan Den Bagus Sasono), seorang anak yang menyayangi buku dongeng peninggalan orang tuanya (Ariel NOAH dan BCL). Setelah orang tuanya tiada, Don dibesarkan oleh sang nenek, Oma (Ratna Riantiarno). 

Petualangan Don dimulai ketika buku dongeng kesayangannya dicuri oleh Atta (M. Adhiyat), yang iri padanya. Bersama dua sahabatnya, Nurman (Yusuf Ozkan) dan Mae (Graciella Abigail), Don berusaha mengambil kembali bukunya. Perjalanannya semakin seru ketika ia bertemu Meri (Quinn Salman), gadis dari dunia lain yang meminta bantuannya mencari orang tua (Ariyo Wahab dan Cinta Laura Kiehl). Film ini akan tayang secara global di 17 negara dan dijadwalkan rilis lebih dulu di Tanah Air pada Lebaran 2025.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |